PROSESNEWS.ID – Presiden Joko Widodo mengatakan, seluruh jajarannya kini berupaya optimal mengalihkan kegiatan para pelaku UMKM ke ruang digital. Dengan demikian, para pelaku UMKM dapat melakukan kegiatan dagangnya secara daring melalui aplikasi-aplikasi yang ada saat ini.
“Usaha keras kita semuanya bersama-sama membuat pelaku UMKM masuk ke e-commerce,”ujarnya, saat membuka secara resmi acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang dilakukan secara virtual pada Kamis (26/08/2021).
Saat ini terdapat sekitar 15,5 juta dari total 60 juta pelaku UMKM yang telah beralih melakukan kegiatan perdagangannya menggunakan ruang digital. Ditargetkan, sisanya dapat segera beralih menggunakan ruang digital dalam setiap kegiatannya.
“Terus akan kita dorong, karena kita memiliki kurang lebih 60 juta UMKM. Semuanya akan kita dorong agar masuk ke platform digital,”tutur Kepala Negara.
Dukungan yang diberikan pemerintah, lanjutnya, juga mencakup upaya dalam mendorong produk pelaku UMKM dalam menjangkau pasar nasional dan global. Dengan begitu, beralihnya digital pelaku UMKM dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan pelaku usaha tersebut.
“Kita dorong masuk ke platform digital baik yang berada di daerah, nasional maupun agar bisa juga masuk ke platform global,”ujarnya.
Selain itu, strategi besar pemerintah dalam pemulihan ekonomi akan dilakukan pada hilirisasi industri. Artinya, pemerintah saat ini menghentikan ekpor bahan mentah dalam bentuk apapun. Seperti nikel yang telah resmi dilakukan pada tahun ini.
Bahan tersebut, lanjut Kepala Negara, harus terlebih dahulu diolah menjadi bahan setengah jadi atau menjadi bahan jadi. Sehingga, ada nilai tambah yang dihasilkan menjadi lebih besar daripada hanya dijual dalam bentuk mentah saja.
“Kita mulai stop ekspor bahan mentah seperti nikel, karena semuanya harus dihilirisasi dan hasilnya mulai kelihatan saat ini,”katanya.
Ke depan, pemerintah akan melakukan hilirisasi industri pada sumber daya alam seperti tembaga, emas, sawit dan turunan-turunan yang lainnya. Agar, harga yang didapatkan oleh pemerintah ketika ekspor akan menjadi lebih mahal.
“Sebanyak mungkin turunan-turunan dari bahan-bahan mentah itu bisa menjadi barang minimal setengah, jadi syukur-syukur bisa menjadi barang jadi,” kata Presiden.
Strategi besar yang terakhir, adalah pemerintah harus mulai masuk dalam industri hijau. Maksudnya, fokus terhadap produk yang dapat menjadi energi baru atau terbarukan.
Menurut Presiden, potensi dalam menyelenggarakan industri hijau merupakan masa depan dalam perkembangan industri di masa mendatang. Sehingga, dapat menjadi kekuatan besar dalam menyokong perekonomian bangsa.
Pentingnya hal itu, maka pemerintah dalam waktu dekat akan segera memulai membangun industri hijau.
“Kita memiliki kesempatan yang besar dalam hal ini oleh sebab itu kita akan memulai mungkin Oktober 2021 nanti kita akan bangun yang namanya Green industry,” pungkasnya.