PROSESNEWS.ID – Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim meminta para kiayi dan ustad untuk terus meningkatkan kualitas keimanan umat Islam. Hal itu diutarakannya pada Forum Kiayi dan Ustad dengan tema “Moderasi Beragama dan Komitmen Kebangsaan” yang digelar oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Gorontalo di aula rumah jabatan Wagub Gorontalo, Jumat (7/1/2022).
“Tangan, mata, dan kaki kita harus Islam. Artinya, ajaran agama itu harus tercermin dalam sikap dan perilaku kita. Ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi para kiayi, ustad, serta GP Ansor untuk bisa mendorong umat Islam mengamalkan ajaran agama secara kafah atau menyeluruh dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan umat,” kata Wagub Idris Rahim.
Terkait tema yang diangkat dalam forum itu Idris mengungkapkan, moderasi beragama harus mengacu pada empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu Idris mengimbau seluruh umat beragama di Provinsi Gorontalo untuk terus memelihara kebersamaan, persatuan dan kesatuan, serta silaturahmi.
“Negara kita sudah ditakdirkan majemuk. Oleh karena itu dalam beragama kita harus memiliki sikap toleransi, serta mampu memelihara kerukunan baik intern maupun antar umat beragama. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan, kita tidak membedakan mayoritas dan minoritas. Terpenting adalah kualitas keimanan umat beragama itu sehingga kita tetap rukun dan damai,” tutur Wagub Idris.
Sementara itu Kepala Badan Intelijen Daerah Provinsi Gorontalo, Suryono, dalam sambutannya pada kegiatan itu mengimbau GP Ansor untuk bersinergi dengan pemerintah dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Suryono mengatakan, langkah percepatan mengatasi COVID-19 harus melibatkan seluruh komponen masyarakat karena pandemi ini telah menyebabkan penurunan dan pelambatan di segala sektor kehidupan.
“Kita tidak bisa memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Maka kami meminta GP Ansor untuk bersama, bersatu, dan bersinergi menanggulangi COVID-19. Paling tidak pandemi ini menjadi endemi,” tandas Suryono.