
PROSESNEWS.ID – Dalam menghadapi fluktuasi ekonomi global yang semakin rumit, Provinsi Gorontalo telah mengambil langkah penting dengan mengadakan rapat koordinasi dan evaluasi di Ballroom Hotel Aston pada hari Selasa, (22/8/23).
Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk membahas strategi menjaga stabilitas ekonomi dan mengatasi tantangan ekonomi yang tengah dihadapi.
Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada tahun ini hanya mencapai angka 4%, mengalami penurunan dari tingkat pertumbuhan lebih dari 6% pada tahun sebelumnya.
Penurunan ini mengkhawatirkan terutama di tengah situasi perekonomian global yang semakin kompleks.
Salah satu faktor yang diidentifikasi sebagai penyebab penurunan pertumbuhan ekonomi adalah ketergantungan yang terlalu besar pada sektor ekspor dan belanja kebutuhan rumah tangga.
Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Venny Rosdiana Anwar, menyoroti pentingnya diversifikasi ekonomi dan pengembangan sektor ekspor sebagai respons terhadap fluktuasi ekonomi.
“Keadaan ini sangat menggarisbawahi perlunya diversifikasi ekonomi dan penguatan sektor ekspor dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi global,” jelas Venny dalam wawancara setelah kegiatan.
Selain pertumbuhan ekonomi, isu pengangguran juga menjadi topik sentral dalam rapat tersebut. Data yang dikeluarkan pada Februari 2023 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Provinsi Gorontalo telah mengalami penurunan menjadi 3.04% dari angka sebelumnya yaitu 4%.
Namun, Venny menegaskan bahwa meskipun ada penurunan, upaya lebih lanjut masih diperlukan untuk menangani masalah pengangguran ini.
Rapat koordinasi dan evaluasi ini diharapkan akan membuka jalan bagi langkah-langkah strategis lebih lanjut guna memperkuat stabilitas ekonomi provinsi dan merespons tantangan ekonomi yang terus berkembang.
Reporter: Zulkarnaen














