
PROSESNEWS.ID – Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HMS) Universitas Negeri Gorontalo sukses menggelar diskusi publik dengan tema “Realita Sosial Kasus HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo”.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (24/4/25) di pelataran Rektorat UNG dan dihadiri oleh mahasiswa serta pengelola program HIV Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Gorontalo.
Diskusi ini menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Yeyen Lestari Nggiu dan Frangky Adam, yang merupakan pengelola program HIV di KPA Provinsi Gorontalo. Acara ini digelar sebagai respon terhadap isu yang tengah ramai dibicarakan di publik mengenai kasus HIV/AIDS di Gorontalo.
Ketua Umum HMS UNG, Nabil Bidjuni menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa tentang realitas kondisi HIV/AIDS di Gorontalo serta untuk meningkatkan kesadaran terkait bahaya seks bebas dan seks menyimpang.
“Seks bebas adalah salah satu penyebab penularan HIV/AIDS. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kesadaran dan mengedukasi orang-orang terdekat untuk tidak menormalisasi penyimpangan sosial tersebut,” ujar Nabil.
Data yang beredar menunjukkan, kasus HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo mencapai 1.257 orang (2001-2025) yang berasal dari berbagai kalangan.
“Data ini membuktikan bahwa dimanapun kita dan dengan siapapun kita melakukan seks bebas, kita berpotensi tertular HIV/AIDS,” tambah Nabil.
Sementara itu, Yeyen Lestari Nggiu, yang menjadi salah satu pembicara, mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh mahasiswa Sosiologi UNG ini.
“Kegiatan positif ini tidak hanya sekadar edukasi, tetapi juga langkah yang baik untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, terutama mahasiswa, tentang pentingnya menghindari pergaulan bebas, khususnya seks bebas dan seks menyimpang yang menjadi salah satu faktor penularan HIV/AIDS,” ujarnya.
Diskusi ini berlangsung lancar, di mana para pemateri menjelaskan secara rinci kondisi nyata terkait kasus HIV/AIDS di Gorontalo. Mereka membahas penyebab, cara mencegah penularan, stigma, serta tantangan yang dihadapi oleh ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Selain itu, pemateri juga mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sehat, peduli, dan suportif bagi ODHA.
Melalui kegiatan ini, Nabil berharap dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa tentang isu HIV/AIDS di Gorontalo serta mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan yang dapat membantu mencegah penyebaran HIV/AIDS.













