
PROSESNEWS.ID – Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo Utara, Dheninda Chairunnisa, menjadi sorotan publik setelah dirinya dituding mengolok-olok massa aksi. Peristiwa ini memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Kejadian tersebut berawal dari aksi unjuk rasa yang digelar oleh Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Gorontalo Utara (AMP-Gorut) di depan kantor DPRD Gorontalo Utara. Dalam aksi tersebut, massa menuding salah satu anggota dewan dari Fraksi NasDem bersikap tidak pantas terhadap para demonstran.
“Kami datang dengan itikad baik membawa suara rakyat, tapi yang kami dapat justru sikap mencibir dan melecehkan. Ini bentuk arogansi dan ketidakhormatan terhadap publik,” tegas Andi, Koordinator Aksi AMP-Gorut.
Lebih jauh, Andi menjelaskan, aksi AMP-Gorut menyoroti sejumlah persoalan penting di daerah. Di antaranya dugaan praktik calo dalam perekrutan PPPK paruh waktu, pelanggaran pembayaran upah di bawah UMR, serta tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) oleh beberapa perusahaan di wilayah Gorontalo Utara.
Namun, menurut Andi, sikap yang diduga mencibir dari Ketua Komisi III DPRD Gorut tersebut justru mengalihkan perhatian publik dari substansi tuntutan masyarakat.
“Harusnya mereka mendengar, bukan mencibir. Rakyat datang bukan untuk dijadikan bahan lelucon,” tambah Andi.
AMP-Gorut juga mendesak Ketua DPW Partai NasDem Gorontalo, Rahmat Gobel, untuk segera menertibkan kader partainya yang duduk di DPRD Gorut. Menurut mereka, tindakan tersebut berpotensi mencoreng citra partai di mata publik dan memancing amarah masyarakat.
“Kami berharap Pak Rahmat Gobel turun tangan. Kader Partai NasDem harus menunjukkan keteladanan, bukan perilaku yang mencederai kehormatan rakyat,” tandas Andi.
Menanggapi video yang beredar dan viral di media sosial, Dheninda Chairunnisa akhirnya angkat bicara.
Ia menegaskan, tidak ada niat sedikit pun untuk mengolok-olok massa aksi. Menurutnya, ekspresinya dalam video tersebut justru merupakan bentuk komunikasi dengan dua orang karyawannya yang berdiri di dekat mobil sound.
“Jadi mereka memberikan ekspresi muka seakan-akan memberikan semangat kepada saya untuk hadapi ini, jadi saya balas juga dengan raut wajah dengan pesan saya akan hadapi ini, saya bisa hadapi ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dheninda menegaskan, video tersebut telah dipelintir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ia menolak tudingan bahwa dirinya menghina atau mencibir massa aksi.
Bahkan, menurutnya, dirinya justru memiliki alasan untuk marah saat aksi berlangsung, karena tuntutan demonstran telah melebar dan menyerang ranah pribadi serta keluarganya.
“Tapi karena saya sebagai pejabat publik, saya bisa sabar. Dan saya tidak anti kritik, silakan menyampaikan aspirasinya dengan baik,” tuturnya.
Meski demikian, politisi Partai NasDem itu menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Gorontalo, khususnya warga Gorontalo Utara, apabila tindakannya dalam video tersebut menyinggung perasaan pihak tertentu.














