PROSESNEWS.ID – Di Provinsi Gorontalo, kegiatan penanaman mangrove serentak kembali dilaksanakan pada Kamis (25/4/2024) tepatnya di Desa Botu Boluo, Kecamatan Biluhu, Kabupaten Gorontalo. Lokasi penanaman mangrove ini berada di sepanjang garis pantai yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat.
Luas area yang ditanami mencapai kurang lebih 0,75 hektar, dengan menggunakan 500 batang bibit jenis Ceriops dan 250 batang bibit jenis Rhyzophora, sehingga totalnya mencapai 750 batang bibit. Semua bibit tersebut berasal dari Persemaian Permanen BPDAS Bone Bolango di Provinsi Gorontalo.
Kegiatan penanaman mangrove ini merupakan yang kelima kalinya diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan melibatkan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat di Provinsi Gorontalo.
Dalam sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, melalui Staf Khusus Menteri menyampaikan, kegiatan penanaman mangrove serentak ini merupakan bagian dari strategi untuk mengatasi perubahan iklim, memulihkan kualitas lingkungan hidup, serta mempercepat rehabilitasi hutan dan lahan. Selain itu, penanaman mangrove juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya dalam hal penanaman pohon.
Menteri mengajak seluruh pihak, termasuk aparat pemerintah, pemimpin bisnis, aktivis lingkungan, pemangku kepentingan, dan generasi muda, untuk bergandengan tangan dalam memberikan kontribusi nyata sesuai dengan area tanggung jawab masing-masing, guna mendukung upaya pengendalian perubahan iklim secara menyeluruh dan terukur. Salah satu caranya adalah melalui penanaman pohon, termasuk mangrove.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Silverius Y. Soeharso, seorang Staf Khusus Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang fokus pada bidang Edukasi Lingkungan, menekankan pentingnya lingkungan yang sehat sebagai fondasi yang aman dan berdampak positif secara ekonomi serta menjadi bagian dari ketahanan pangan.
Dia mengajak untuk mendukung gerakan penanaman minimal 25 pohon setiap tahun yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebagai langkah untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
“Aset yang paling berharga yang dapat kita wariskan kepada generasi mendatang adalah lingkungan yang sehat dan aman, yang memberikan ketahanan pangan dalam hal air dan energi,” kata Dr. Soeharso.
Selain itu, sebagai seorang Dosen Psikologi di Universitas Pancasila, Dr. Soeharso juga menyoroti pentingnya menjaga kelangsungan setiap kegiatan, sesuai dengan arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ia berharap agar kegiatan ini tidak hanya menjadi upacara seremonial semata, melainkan dapat terus dilanjutkan untuk mewariskan lingkungan yang sehat dan baik kepada generasi-generasi mendatang.
Dalam waktu yang sama pula, Khoeriddin SP, MM, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengungkapkan harapan besar terhadap keterlibatan masyarakat dalam upaya memperbaiki lingkungan. Dia mangatakan, bergantung hanya pada pemerintah dengan anggaran terbatas dan luasnya area yang perlu diperbaiki tidak akan mencukupi untuk memulihkan kerusakan lingkungan secara menyeluruh. Oleh karena itu, partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan dalam proses ini.
Ahmad Baderan, Camat Biluhu, juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Menteri LHK atas pelaksanaan kegiatan penanaman di wilayahnya. Baginya, mangrove adalah salah satu ekosistem utama yang berperan dalam menjaga sedimen. Menurutnya, ketika kondisi mangrove baik, ekosistem lain seperti padang lamun dan terumbu karang juga akan ikut membaik. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ikan dan memberikan kontribusi positif pada ekonomi masyarakat.
Di Akhir wawancara Kepala BPDAS Bone Bolango Heru Permana, S.Hut, MT.MA yang juga selaku pelaksana kegiatan menyampaikan, pentingnya partisipasi masyarakat dan peran fungsi mangrove dalam kegiatan tersebut. Dia juga menekankan pentingnya aspek edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menanam, karena menurutnya, kegiatan penanaman memiliki dampak besar dalam menjaga lingkungan.
Selain manfaatnya terhadap iklim dan ekosistem, menanam juga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dia berharap bahwa penanaman serentak ini akan dirawat oleh masyarakat setempat dan menjadi langkah awal untuk perbaikan lingkungan di masa depan.