PROSESNEWS.ID, Buton Tengah – Bupati Buton Tengah (Buteng) Dr Azhari, kesal terhadap penanganan stunting yang dilakukan oleh Pemda Buteng selama ini. Pasalnya saat dirinya menanyakan data jumlah penderita stunting, dinas teknis tak mampu menunujukan data.
Kondisi tersebut terjadi saat Dr Azhari menghadiri acara rembuk stunting tingkat Kabupaten Buton Tengah yang berlangsung di gedung kesenian Kecamatan Mawasangka, Kamis (10/04/2025).
“Prevalensi stunting Buteng masih diangka 36,8 persen dari sebelumnya 41,6 persen dan target nasional adalah 18 persen dan saya bertanya kepada Bappeda berapa jumlah anak yang stunting, nda ada data,” ucap Bupati Buteng, Dr Azhari dalam sambutannya.
“Kadis Kesehatan juga tidak menyebut data yang tidak tepat, terus bagaimana cara stunting bisa habis. Jumlah anak stunting di Buteng itu berapa, itu haris di tahu,” tambahnya.
Bagaimana angka stunting akan turun, kata Dr Azhari, jika hal dasar seperti data penderita stunting tidak diketahui oleh daerah.
“Angaran habis-habis tapi tidak ada yang bisa dikerjakan,” katanya.
Azhari meminta kepada dinas teknis untuk mencari data yang valid terkait data stunting di Buteng saat ini, utamanya penderita stunting dari kelahiran anak hingga usia anak umur 2 tahun kebawah.
“Kalau misal ada kelahiran 4 ribuan anak di Buteng maka berapa persen data yang stunting. Kalau ada 20 persen yang stunting dari 1000 anak dan itu artinya kita punya angka stunting anak 200 orang,” ungkapnya.
Lalu Azhari menyentil sejumlah bawahannya dengan mengatakan kalau semua orang paham bagaimana menghitung persen, aplagi itu persen yang berhubungan dengan uang.
“Namun jika menghitung tugas utama berapa jumlah stunting di Buteng tidak mengerti,” kesalnya.
“Saya tunggu datanya cepat, kalau tidak tau tanya sama BPS karena mereka punya data lebih valid. Saya tunggu datanya, berapa yang stunting anak, dimana titiknya,” sambungnya.
Kepada Bappeda, dinas Kesehatan dan BKKBN, Azhari meminta agar pihaknya bersama-sama menggandeng BPS dalam memperoleh data.
Sehingga kebijakan yang diambil dalam penanganan stunting, masih kata Azhari, dapat tepat sasaran.
“Atau jangan-jangan di Buteng ini tidak ada stunting hanya dimasuk-masukan saja untuk mengejar proyek nasional,” herannya.
Diakhir sambutannya, Azhari juga meminta peran para kepala desa dan para ibu PKK Buteng untuk turut membantu penanganan stunting di Buteng.
Menurutnya, peran serta kepala desa dalam hal pelaporan data di desa sangat penting, begitu pula dengan PKK sangat di Butuhkan dalam membina rumah tangga baru sehingga potensi stunting dapat ditekan.
Berdasarkan data yang dihimpun awak media ini, trend angka stunting di Buteng yang bersumber dari data Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang dimiliki Pemkab Buteng yang diukur disetiap bulan agustus tahun berjalan yakni,
1.Tahun 2021, dengan data ukur sebanyak 6.927 dengan jumlah stunting 1.621 (23,4 persen).
2.Tahun 2022, dengan data ukur 8.091 dengan jumlah stunting 1.803 (22,3 persen).
3.Tahun 2023, dengan data ukur 8.699 dengan jumlah stunting 1.369 (15,7 persen).
4.Tahun 2024, dengan data ukur 9.726 dengan jumlah stunting 1.400 (14,4 persen)
5.Tahun 2025, dengan data ukur 8.632 dengan jumlah stunting 1.202 (13,4 persen).
Reporter: Win
PROSESNEWS.ID - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Gorontalo menegaskan bahwa fenomena LGBT bukan hanya bentuk…
PROSESNEWS.ID - Pelaksanaan program road sport nampaknya sangat disukai warga. Ya, di pekan kedua,…
PROSESNEWS.ID - Pemerintah Kota Gorontalo menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja…
PROSESNEWS.ID – Menjadi salah satu perguruan tinggi pelaksana Ujian Tulis Berbasis Komputer – Seleksi Nasional…
PROSESNEWS.ID – Jabatan Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Perencanaan (BAKP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kini…
PROSESNEWS.ID - Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali menggulirkan salah satu program unggulannya, UNG Mengajar, yang…