PROSESNEWS.ID, BUTON TENGAH – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite dan solar beberapa bulan terakhir di Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah cukup meresahkan sejumlah kalangan. Akibatnya, didapati ada sejumlah pengecer menjual BBM perbotolnya mencapai 12 ribu hingga 15 ribu.
Tanggapi dinamika dimasyarakat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Buteng melalui komisi III yang dipimpin oleh Tasman langsung mengambil sikap dengan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama sejumlah pemilik SPBU, APMS dan sejumlah Mahasiswa di Buteng.
“Hari ini kita rapat dengan sejumlah pihak untuk mencari solusi kelangkaan BBM. Akan tetapi rapat mungkin kita jadwal ulang,” ujar Tasman saat ditemui oleh sejumlah wartawan, Selasa (07/06/2022).
Dikatakan Tasman, penjadwalan ulang dilakukan karena ada sejumlah pihak yang diundang belum berkesempatan hadir.
“Pihak Pertamina belum hadir mungkin masih ada halangan. Nanti kita undang ulang karena kalau tidak ada pihak Pertamina maka tidak bisa menghasilkan solusi yang komprehensif,” katanya.
Namun disebutkan Tasman, setelah hasil pertemuan dengan sejumlah pemilik SPBU dan AMPS didapati informasi awal bahwa kelangkaan BBM akibat pengurangan kuota yang dilakukan oleh pertamina ke masing-masing SPBU atau APMS.
Selain persoalan itu, berdasarkan laporan masyarakat yang diterima oleh DPRD melalui komisi III, kalau ada sejumlah SPBU yang menjual BBM ke pengecer dalam jumlah banyak dibanding masyarakat.
“Banyak informasi yang kita dengar bahwa penjualan itu dilakukan tengah malam dan Itu masih dugaan masyarakat. Namanya dugaan bisa benar bisa tidak, makanya kemudian hal itu yang menjadi bahan diskusi kita dengan Pertamina nantinya untuk membicarakan regulasi pendistribusiannya,” jelas Tasman
Sebelum menutup, politisi PKS itu mengatakan kalau dalam waktu dekat DPRD berencana akan mengundang kembali atau bahkan akan berkunjung ke Pertamina Bau-bau untuk menanyakan perihal kelangkaan BBM sekaligus meluruskan informasi yang berkembang dimasyarakat.
“Kesimpulan sementara RDP ini, kita minta kepada pihak SPBU untuk diaturlah, jangan terlalu banyak juga dijual kepada pengecer supaya tidak menimbulkan gejolak terhadap masyarakat dan kalau bisa prioritaskanlah kebutuhan masyarakat sembari menunggu hasil pertemuan kami dengan pihak pertamina,” tutup Tasman. (Adv)
Reporter: Win