Gorontalo

Begini Strategi Penerapan Pembelajaran Untuk Anak Autis Dalam Kesehariannya

Ilustrasi

Oleh : Dwi A. Nggai, Finka Misilu, Lala Anoez, Nurainun Pandju (Mahasiswa Jurusan PGpaud Universitas Negeri Gorontalo)

PROSESNEWS.ID, PENDIDIKAN– Anak berkebutuhan khusus (autisme) merupakan bagian integral dari anak yang memerlukan pendidikan khusus, anak autis mempunyai kelainan perilaku yakni anak lebih tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri. Anak autis sangat perlu mendapatkan terapi dalam rangka membangun kondisi yang lebih baik.

Menurut amalia dan vidia (2018) hal yang mendasar dari anak autis yaitu kesulitan dalam memahami yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Sehingga, dalam proses belajar mengajar anak autis akan mengalami hambatan dalam penerimaan materi dari guru. Oleh karena itu, untuk setiap sekolah sudah seharusnya untuk menyiapkan guru pendamping yang terkhusus untuk anak berkebutuhan khusus.

Anak autis merupakan salah satu gangguan perkembangan yang terdapat pada anak, autis sering menunjukan dengan kurangnya kemampuan pada anak seperti kemampuan berinteraksi dengan orang banyak dan adanya perilaku berulang.

Penanganan pada anak autis sejak dini akan menghasilkan perkembangan anak yang semakin baik. Namun, pada dasarnya anak autis mengalami hambatan dalam belajar, seperti kurangnya kemampuan bersosial dan pola perilaku tidak sama dengan anak-anak pada umumnya.
Anak autis memiliki beberapa karakteristik diantaranya :

  1. Bisa menjadi anak aktif dan sebaliknya
  2. Menaruh minat yang sangat tinggi dan obsesi terhadap suatu benda
  3. Sulit mengubah rutinitas
  4. Melakukan sesuatu yang diulang-ulang tanpa alasan yang jelas
  5. Sering mengamuk atau merusak sesuatu karena rasa ingin tahu

Dari karakteristik yang dimiliki oleh anak autis di atas, sebagai pendidik maupun orang tua harus memiliki kesiapan dalam mendidik anak yang berkebutuhan khusus.

Karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan setiap manusia sebagaimana yang telah diatur dalam UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Komunikasi anak autis secara secara non verbal ditunjukan dengan cara menarik tangan, menunjuk, ataupun memberi isyarat. Hal ini dilakukan karena anak autis non verbal susah untuk memproduksi kata yang akan diucapkan. Sedangkan untuk anak autis yang sudah verbal ditunjukan dengan suara atau kata-kata sebagai sebagai alat untuk komunikasi meski belum berbentuk kalimat yang lebih jelas.

Jika anak autis non verbal mengembangkan kemampuan berkomunikasinya dengan memahami kata melalui bunyi, intonasi, gerak, gambar, isyarat, ataupun aktifitas lain yang sudah rutin dilakukan.

Kami melakukan observasi pada salah satu sekolah yang berada di Kota Gorontalo dan menemukan permasalahan mengenai anak berkebutuhan khusus yaitu anak autis. Namun sekolah yang kami temukan adalah sekolah seperti pada umumnya, bukan sekolah untuk anak yang berkebutuhan khusus. Kami melihat anak tersebut terlihat aktif, dan sangat menyukai hal-hal yang menurutnya menarik dan itu semua di biarkan oleh gurunya.

Namun, tetap diawasi oleh ibunya karena tidak memiliki guru pendamping yang khusus untuk anak tersebut pada sekolah itu. Bahkan anak tersebut sering kali ditegur oleh gurunya agar tidak melakukan suatu hal yang anak itu akan lakukan.

Anak ini kurang berkomunikasi dengan temannya dan lebih memilih untuk melakukan aktifitasnya sendiri. Ibunya sering menawarkan kepada sang anak agar bisa ikut bermain dan belajar bersama anak-anak yang lain, namun sang anak menolak untuk berbaur dengan teman-temannya. Anak tersebut lebih memilih untuk fokus pada kesibukannya sendiri tanpa mau berkomunikasi dengan yang lain.

Anak autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi anak terganggu. Sampai pada saat ini penyebab anak autis belum diketahui pasti, namun penyakit ini dapat diobati dengan cara terapi, berikan stimulasi yang baik pada anak serta berikan sekolah khusus untuk sang anak agar dia bisa lebih mengerti dengan suatu hal.

Karena disekolah khusus atau sering disebut dengan SLB anak autis bisa mendapatkan pembelajaran khusus secara langsung, disanalah anak bisa dibina dengan keadaanya karena pada sekolah SLB pendidiknya khusus untuk anak yang berkebutuhan khusus. Di SLB sekolahnya bertujuan untuk membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi yang mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial.

Solusi yang dapat di ambil dari permasalah diatas yaitu anak autis perlu mendapatkan terapi dalam rangka untuk membangun kondisi anak agar menjadi lebih baik. Terapi bagi anak autis mempunyai tujuan untuk mengurangi masalah perilaku, meningkatkan kemampuan dan perkembangan belajar anak dalam hal penguasaan bahasa dan membantu anak autis agar mampu bersosialisasi dalam beradaptasi dilingkungan sosial.

Kemudian untuk pendidikan, masukan anak pada sekolah inklusif karena sekolah inklusif akan menciptakan lingkungan yang menyenangkan, ramah dan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri bagi anak berkebutuhan khusus karena disana anak akan mengenyam pendidikan yang layak sesuai dengan hak mereka dan anak dapat menerima pendidikan yang setara dikelas bersama teman-teman usianya. Serta berikan pembelajaran dan stimulasi yang baik untuk perkembangan anak autis karena itu merupakan bagian penting bagi anak.

Pembelajaran yang diberikan kepada anak autis lebih efektif dan efisien harus disesuaikan kebutuhan dan kondisi anak sendiri. dalam hal ini sangat dibutuhkan inovasi dan kreatifitas guru dalam rangka menarik dan memotivasi anak agar mau dan fokus dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan. Guru dapat melakukan beberapa metode pembelajaran seperti metode pembelajaran langsung, metode pembelajaran koperatif, metode pembelajaran demonstrasi dan sebagainya.

Recent Posts

Tonny Marten Berdiskusi dengan Warga Leato Selatan, Bahas Kesejahteraan Nelayan

PROSESNEWS.ID – Pasangan calon gubernur dan wakil bubernur nomor urut 1, Tonny Uloli dan Marten…

3 jam ago

Program Gorontalo Quick Response RAMAH, Layanan Cepat Tanggap untuk Masyarakat

PROSESNEWS.ID - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo nomor urut 2, Mohamad…

7 jam ago

Kartu SAKTI Perpusnas Upaya Mempermudah Akses Layanan Literasi Digital Gorontalo

PROSESNEWS.ID - Kehadiran Satu Kartu Terintegrasi (SAKTI) yang merupakan kartu keanggotaan inisiasi dari Perpustakaan Nasional…

8 jam ago

Target Partisipasi Pemilih 100%, KPU Boalemo Sosialisasi Pilkada di Desa Terpencil

PROSESNEWS.ID - Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati tahun 2024,…

1 hari ago

Satu Puskesmas Satu Dokter, Masyarakat Telaga Sambut Bahagia Program Hendra-Wasito

PROSESNEWS.ID - Kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati Hendra Hemeto dan Warsito Sumawiyino (Dewa)…

1 hari ago

Rakor KPU Pohuwato Bahas Kampanye Paslon

PROSESNEWS.ID - Pada Rabu (16/10/2024) malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pohuwato mengadakan rapat koordinasi…

1 hari ago