Gorontalo

Berdasarkan Gambaran Epidemiologi, PSBB di Gorontalo Berhasil

Rektor UNG, Eduart Wolok (kanan), memaparkan hasil survei terhadap penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Provinsi Gorontalo pada video konferensi di aula rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Minggu (17/5/2020). (Foto : Haris – Humas)

PROSESNEWS.ID – Terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Provinsi Gorontalo, Rektor Universitas Negeri Gorontalo, Eduart Wolok menilai cukup berhasil.

“Hal itu, berdasarkan gambaran epidemiologi atau pola penyebaran penyakit,” jelas Eduart Wolok, pada rapat koordinasi dan evaluasi PSBB melalui video konferensi di aula rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Minggu (17/5/2020).

Eduart memberikan kesimpulan bahwa keberhasilan penerapan PSBB tersebut terlihat dari indikator angka Reproduksi Dasar. Angka ini merupakan jumlah kasus yang dihasilkan oleh satu kasus secara rata-rata selama periode tertentu dalam populasi yang tidak terinfeksi. Sebelum PSBB, Reproduksi Dasar di Provinsi Gorontalo berada pada angka 2,73 dan turun menjadi 2,12 diakhir PSBB.

“Artinya ada kesembuhan, tetapi belum signifikan. Penularannya masih cepat dan eksponensial,” ujar Eduart.

Lebih lanjut Rektor UNG menyajikan hasil survei terhadap persepsi masyarakat jika PSBB diperpanjang. Terhadap pergerakan orang yang masuk ke Gorontalo, dari 1.219 responden, sebanyak 83,9 persen atau 1.023 responden meminta untuk lebih diperketat.

“Survei untuk kegiatan di rumah ibadah, sebanyak 41,1 persen responden meminta agar kegiatan di rumah ibadah dapat dilonggarkan namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Namun untuk kegiatan keagamaan, sebagian besar responden atau sebesar 39,3 persen berharap agar kegiatan keagamaan lebih diperketat,” terangnya.

Lanjutnya, survei lainnya yakni menyangkut kegiatan di pasar, mayoritas responden meminta untuk lebih diperketat dengan persentase mencapai 42,7 persen. Sisanya sebanyak 26,6 persen responden meminta untuk dilonggarkan, dan 30,7 persen memilih sama dengan kondisi saat ini.

Untuk mekanisme berkendaraan yang diatur dalam PSBB, hasil survei dari 1.219 responden, sebanyak 444 responden atau 36,4 persen berpendapat untuk lebih diperketat, 33,7 persen atau 411 respon meminta untuk dilonggarkan, dan sisanya 29,9 persen memilih untuk sama dengan kondisi saat ini. Sedangkan untuk kegiatan sosial budaya lainnya, mayoritas responden atau sebanyak 62,9 persen sepakat untuk lebih diperketat.

“Untuk itu kami merekomendasikan mengoptimalkan pelaksanaan PSBB agar terjadi penurunan kasus dan tidak adanya cluster baru, meningkatkan jumlah tes dan contact tracing secara masif, serta meningkatkan kapasitas laboratorium,” tandas Eduart. (Ads)

Recent Posts

Rekapitulasi Pilgub 2024, Gusnar-Idha Pimpin Perolehan Suara Terbanyak

PROSESNEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo telah menyelesaikan proses rekapitulasi hasil perhitungan suara…

13 jam ago

KPU Provinsi Gorontalo Raih Peringkat Terbaik dalam Pengelolaan Rekapitulasi Suara

PROSESNEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih peringkat…

2 hari ago

KPU Provinsi Gorontalo Raih Peringkat Terbaik Kedua dalam Anugerah SPIP 2024

PROSESNEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih peringkat…

2 hari ago

Ketua Dekot Gorontalo Harapkan Tahun Baru Membawa Perubahan Positif bagi Daerah

PROSESNEWS.ID — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo, Irwan Hunawa, menyampaikan harapannya agar…

2 hari ago

Pelayanan Publik Kota Gorontalo Masuk Zona Hijau, Ombudsman RI Apresiasi

PROSESNEWS.ID – Pemerintah Kota Gorontalo menerima kunjungan dari Ombudsman RI perwakilan Gorontalo, Jumat (20/12/2024). Kunjungan…

2 hari ago

Pemkot Gorontalo Optimalkan DIF untuk Jaga Kesejahteraan Warga di Tengah Inflasi

PROSESNEWS.ID – Dana Insentif Fiskal (DIF) yang diterima Pemerintah Kota Gorontalo dari pemerintah pusat terbukti…

2 hari ago