
PROSESNEWS.ID – Pandemi virus corona covid-19 masih terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kampanye 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan terus dilakukan untuk mencegah penyebaran semakin meluas. Dan mencuci tangan menjadi salah satu elemen yang vital dan mudah dilakukan masyarakat luas.
Tak hanya saat pandemi, mencuci tangan merupakan salah satu metode pencegahan penularan penyakit “saat normal” seperti diare, yang murah, sederhana, dan efektif. Manfaatnya juga bisa bisa diukur.
Sebuah riset di kalangan anak kelas 6 sekolah dasar di Bandung menunjukkan mencuci tangan dengan baik mengurangi infeksi bakteri E.coli (karena cemaran tinja) dan menaikkan status gizi pada anak-anak tersebut. Status gizi menjadi lebih baik karena kejadian gangguan saluran cerna dan infeksi saluran napas lebih jarang terjadi.
Di Indonesia, walau mencuci tangan telah dikenalkan sejak pendidikan dini melalui program Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) di sekolah, faktanya masih banyak yang mencuci tangan dengan cara yang kurang baik dan benar. Bahkan banyak juga tidak mempraktikkan mencuci tangan.
Sebuah riset di Kalikedinding Kenjeran Kota Surabaya , dengan sampel 70 orang, menunjukkan pengetahuan mencuci tangan yang baik (74%), belum tentu diikuti dengan perilaku yang baik. Dari sampel itu, yang mencuci tangan memakai sabun dengan langkah-langkah yang benar sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia hanya sekitar 23%.
Karena itu, kita tidak hanya harus menggiatkan cuci tangan, tapi juga perlu mengkampanyekan cara cuci tangan yang benar agar memberikan manfaat yang optimal.(Ads)
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.













