PROSESNEWS.ID – Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), terus lakukan upaya untuk mencegah meluasnya stunting. Salah satunya dilakukan Dinas Kesehatan Gorontalo Utara melalui “Program Gerakan Pemberian ASI”.
Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, Rizal Yusuf Kune, menjelaskan, stunting atau dalam istilahnya adalah anak menjadi pendek. Jelas Rizal, hal itu bisa terjadi jika masih banyak Ibu-ibu hamil yang kurang tahu betapa pentingnya pemberian ASI pada bayi.
“Di Gorut saat ini cukup tinggi yakni sekitar 30 persen, atau kedua di Provinsi Gorontalo, kalau stunting tersebut sudah terjadi pada bayi maka susah nanti akan diobati” terang Rizal Yusuf Kune, saat ditemui awak media di Kantor Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, Senin (6/7/2020).
Lebih lanjut kata Rizal, meskipun sudah banyak yang tahu bahwa ASI eksklusif itu baik untuk kesehatan bayi, namun nyatanya tidak sedikit ibu, yang memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Kata Rizal, itu terlalu dini untuk bayi, menerima makanan yang diberkan oleh sang ibu.
“Penyebabnya bermacam-macam, yakni mulai dari pengaruh ibu bayi yang tidak mau menyusui, ASI susah keluar, dan sebagainya,” jelas Rizal.
Rizal menilai, membiarkan bayi lepas ASI eksklusif terlalu dini, dapat meningkatkan risiko stunting pada anak tersebut. Olehnya dirinya bersama pihak puskesmas akan terus mensosialisasikan betapa pentingnya pemberian Air Susu Ibu( ASI) kepada masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di Pedesaan yang jauh dari Puskesmas.
“Saya sudah memerintahkan pihak puskesmas diseluruh Kecamatan Gorut, untuk selalu memperhatikan dan mengawasi para ibu hamil dalam mengkonsumsi asupan makanannya,” katanya.
Selain itu juga, Rizal menyampaikan saat ini Pemda Gorut telah menerapkan Gerakan Masyarakat Cegah Stunting (Gemar Ceting) yang diharapkan bisa mengurangi pertumbuhan bayi kerdil kedepannya.
“Dengan adanya gemar ceting tersebut, diharapkan dapat mengurangi stunting yang ada di Kabupaten Gorontalo utara,” harapnya.
Dirinya juga menambahkan, saat ini pemerintah desa juga telah membuat kelompok peduli ASI (KPA).
“Nah mereka ini yang nanti akan mengawasi setelah dari puskesmas, para kelompok ini tugasnya mengawal dan mengawasi ibu hamil menuju puskesmas,” pungkasnya. (Usi)