PROSESNEWS.ID, BUTON TENGAH – Cuaca buruk yang melanda Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) beberapa waktu lalu mengakibatkan banyak kerusakan. Hal itu terjadi merata hampir seluruh di tujuh Kecamatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buton Tengah menghimbau kepada masyarakat khusus para nelayan untuk sementara tidak melakukan aktivitas melaut.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris BPBD Buton Tengah (Buteng) Asman Bahara, Saat ditemui di ruang kerjanya siang tadi, Kamis (24/02/2022).
“Pada Senin 21 Februari lalu terjadi bencana di Buteng akibat cuaca ekstrem dan dampaknya ada 4 Kecamatan yang mengalami kerusakan seperti ambruknya beberapa jembatan dan talud yang ada di Talaga raya,” kata Sekdis BPBD, Asman Bahara.
Menurutnya hal itu dipicu kondisi hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang yang terjadi dari awan Cumulonimbus (CB).
Angin kencang teridentifikasi pada 20 Februari pukul 22.00 WITA sebesar 22 knot dan pada tanggal 21 Februari pukul 12.30 WITA sebesar 31 knot.
“Sumber data AWOS Stasiun Meteorologi Betoambari Baubau. Curah hujan pada 20 Februari tercatat 82 mm, sementara pada 21 Februari saat ini sudah tercatat sebesar 24 mm (hingga pukul 06.00 UTC),” katanya.
Analisis cuaca sementara lanjut Asaman, berdasarkan analisis anomali suhu muka laut bernilai positif (0.5-1.0°C) di perairan Kabupaten Buton Tengah serta suhu muka laut 31 °C.
Untuk analisis streamline menunjukkan adanya konvergensi di wilayah Sulawesi Tenggara dengan Indeks Global SOI signifikan (+10.8) dan NINO 3.4 signifikan (-0.57).
“Pada kondisi tersebut masih terdapat gelombang Equatorial Rossby dan Kelvin yang aktif di wilayah Sulawesi. MJO berada di kuadran 3 yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan,” bebernya.
Sementara untuk tinggi gelombang, akan terjadi di beberapa wilayah di Buton Tengah (Buteng) diantaranya pesisir Kecamatan Mawasangka Timur (Mastim) dalam wilayah perairan Bau Bau bagian selatan.
Pada bagian selatan tersebut diprediksi akan mengalami gelombang kategori sedang dengan kisaran ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter, dengan catatan bahwa tinggi gelombang maksimum dapat mencapai 2 kali tinggi gelombang signifikan.
“Prediksi dari BMKG maritim Kendari, diperkirakan angin berhembus dari selatan-barat daya dengan kecepatan berkisar antara 2-15 knot (moderat breeze),” terangnya.
Dengan kondisi tersebut, Asman berharap untuk diwilayah pesisir pantai Mastim nelayan dihimbau untuk mengurangi aktifitas melaut.
Hal itu mencegah kemungkinan adanya cuaca yang mudah berubah-ubah.
“Dari prediksi BMKG kalau sebenarnya puncak cuaca ekstrem itu terjadi pada tanggal 21 Februari lalu. Tapi tetap kita himbaukan kepada nelayan untuk saat ini mengurangi aktifitas kelaut dulu,” kunci Asman
Reporter : Win
PROSESNEWS.ID - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo nomor urut 2, Mohamad…
PROSESNEWS.ID - Kehadiran Satu Kartu Terintegrasi (SAKTI) yang merupakan kartu keanggotaan inisiasi dari Perpustakaan Nasional…
PROSESNEWS.ID - Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati tahun 2024,…
PROSESNEWS.ID - Kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati Hendra Hemeto dan Warsito Sumawiyino (Dewa)…
PROSESNEWS.ID - Pada Rabu (16/10/2024) malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pohuwato mengadakan rapat koordinasi…
PROSESNEWS.ID - Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Gorontalo nomor urut 2, Mohamad Ramli Anwar…