PROSESNEWS.ID, Bonebol – Belum lama menjabat sebagai Direktur PDAM Bone Bolango Perumda Tirta Bulango, Ahmad Bahri, yang baru saja dilantik sebulan yang lalu, pada Senin (20/02), Direktur itu dipanggil Dewan Kabupaten Bone Bolango.
Pemanggilan tersebut dalam rangka menghadiri Rapat Dengar Pendapat bersama Ketua dan Anggota Komisi III DPRD Bone Bolango, dirinya diminta untuk menjelaskan terkait kabar polemik mengenai kebijakannya yang memutasi staf karyawannya yang diduga tidak mendasar.
Terlebih, selama RDP berlangsung, direktur baru PDAM Bonebol dicecar banyak pertanyaan aleg yang mengarah soal adanya dugaan kuat orang luar yang ikut mengintervensi pengambilan kebijakannya itu dalam memindahkan karyawannya.
Namun dari hal yang mengarah kepadanya itu langsung ditepisnya. Dimana, dijelaskan Ahmad Bahri bahwa apa yang dilakukannya justru sudah sesuai dengan semangat bersama pemerintah daerah untuk menata dan memperbaiki manajemen PDAM yang kondisinya saat ini sedang sakit parah.
Sehingga, untuk mendukung upayanya itu, lanjutnya, tak hanya melakukan perbaikan sistem penyediaan air minum saja. Dia juga melakukan restrukturisasi yang ditujukan untuk efisiensi anggaran pengeluaran.
“Itu tidak ada, saya fokus menata dan memperbaiki manajemen, karena saat saya masuk saja kondisi Cash Flow internal PDAM terkoreksi negatif. Belum lagi yang lainnya, ” tutur Ahmad.
Mendengar jawaban itu, sejumlah aleg yang hadir dalam RDP itu yakni, Tahir Badu, Amran Mustapa, Sofyan Wahidji, Bahrudin Bulotio dan pimpinan DPRD baik ketua Halid Tangahu dan wakil Ketua Zainudin Pedro Bau memilih untuk tidak mau lagi memperpanjang lebar masalah dan meminta persoalan yang timbul untuk segera diselesaikan.
Aleg dan pimpinan DPRD juga mendesak Ahmad Bahri untuk tidak lagi menambah-nambah masalah ditengah PDAM sakit parah dengan serangkaian persoalan internalnya.
Untuk itu, sejumlah aleg tersebut mengingatkan agar jangan lagi ada memunculkan persoalan kebijakan yang malah semakin memperburuk keadaan.
Mereka meminta agar Direktur yang baru saja dilantik ini dapat menyampingkan segala dinamika persoalan sepele yang timbul dan fokus pada penataan dan perbaikan manajemen.
“Fokus saja menata dan melakukan perbaikan jangan lagi tambah-tambah persoalan, karena PDAM sedang sakit parah,” desak sejumlah aleg dan pimpinan di RDP itu.(*)