
PROSESNEWS.ID – Kata Najwa Shihab: “Indonesia itu tidak tersusun dari batas peta, tapi gerak dan peran dari kaum muda.” Beberapa waktu lalu, dalam unggahan story WhatsApp pribadinya, Najwa sempat membagikan tangkapan layar percakapannya dengan seorang Menteri Kabinet Merah Putih—menyiratkan makna yang dalam tentang kepemudaan dan perubahan.
Dan benar, seperti yang dikatakan Najwa. Dari Gorontalo, ada satu anak muda yang menegaskan kalimat itu lewat gerak dan peran nyatanya. Ia adalah Erwinsyah Ismail, Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Gorontalo sekaligus Anggota DPRD Provinsi Gorontalo.
Sosok muda ini memang berbeda. Ia lebih banyak menunjukkan bukti daripada basa-basi. Ada yang menyebutnya sombong, namun tak sedikit yang ingin menjalin hubungan baik dengannya.
Sebagian mungkin menilainya angkuh, tetapi jejaring sosialnya menjangkau dari akar rumput hingga elite pemerintahan.
Pernah diprediksi tak akan lolos lagi sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo pada Pemilu 2024, kenyataannya Erwin justru berhasil menembus “lubang jarum” ketatnya persaingan Dapil Kota Gorontalo.
Ia juga dipercaya menjadi Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Gubernur Gorontalo Tahun 2024. Hasilnya? Koalisi Gusnar–Idah yang ia usung tampil sebagai pemenang, dan kini memimpin Provinsi Gorontalo.
Di mana pun berada, Erwin hadir layaknya oksigen: memberi kehidupan. Dalam organisasi, kiprahnya tak main-main. Tengok saja IMI Gorontalo yang ia pimpin—tak pernah sepi dari kegiatan, mulai dari event regional hingga nasional.
Namun, di balik pengaruh dan jabatan yang ia emban, Erwin memilih tetap membumi. Bagi dia, uang, jabatan, dan kekuasaan hanyalah titipan yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan.
“Bekerja sajalah, bangun Gorontalo dengan ikhlas, ndak usah ada gerakan-gerakan tambahan,” ujarnya suatu waktu.
Jika ia mau, tentu ia bisa dengan mudah memakai segala akses yang ia miliki. Tapi ia pernah berujar:
“Ini jabatan bukan mo ba kase-kase tako akang orang, tapi mo ba bantu orang.”
Tak hanya dikenal karena jiwa kepemimpinannya di usia muda, Erwin juga aktif dalam kegiatan keagamaan. Ia sering terlihat bermuhasabah di Yayasan Rumah Yatim Abdullah Mualimin, dan bahkan sudah menanggung kehidupan beberapa anak yatim di sana.
“Jangan hanya urusan dunia yang dipikirkan, tapi bangunlah rumah di surga untuk masa depan,” tuturnya kepada salah satu sahabatnya.
Erwinsyah Ismail menjadi bukti bahwa batas peta bukanlah penghalang. Ia adalah representasi nyata dari anak muda Gorontalo yang menembus peta Indonesia—dengan gerak dan peran yang tak bisa diabaikan.















