PROSESNEWS.ID – Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo Sul A Moito membuka Musyawarah Daerah Forum Perpustakaan Sekolah/Madrasah Indonesia di aula Madrasah Aliyah Negeri I Kota Gorontalo, Rabu (7/1/2021).
Musyawarah ini diikuti kepala perpustakaan sekolah SMA/SMK/Madrasah se-Provinsi Gorontalo dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sebanyak 50 orang berada di aula madrasah tempat pembukaan dan sebahagian mengikuti secara virtual.
Sul A Moito mengtakan, dalam pemenuhan kebutuhan informasi kepada masyarakat perpustakaan menyediakan koleksi yang mencakup berbagai profesi masyarakat dan ragam informasi.
Arus globalisasi memasuki ASEAN Community menuntut sumber daya manusia untuk siap bertarung dengan SDM dari negara ASEAN lainnya.
Menurutnya pertarungan ini hanya akan dimenangkan oleh mereka yang memiliki pengetahuan lebih cerdas dan menguasai informasi, tanpa bekal ini bisa jadi SDM yang yang ada hanya menjadi penonton karena kalah bersaing dengan SDM dari negara lain.
Sul A Moito mengungkapkan beberapa fakta tentang kelitas kualitas SDM masyarakat.
Hasil survey UNESCO menyebut minat baca masyarakat paling rendah di ASEAN adalah Indonesia. Rendahnya minat baca ini dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia yang 0,001 persen. Dari 1000 penduduk hanya ada 1 orang yang masih memiliki minat baca tinggi, angka ini masih sangat jauh dibandingkab dengan Singapura yang memiliki minat baca sampai 0,45 persen.
“Laporan Bank Dunia menyebutkan tingkat membaca usia kelas VI SD di Indonesia hanya mampu meraih skor 51,7 di bawah Filipina 52,6, Thailand 65,1 dan Singapura 74,0,” tutur Sul A Moito.
Data BPS pada 2018 menunjukkan penduduk Indonesia menjadikan membaca sebagai sumber informasi hanya sekitar 23,5 persen, sedangkan yang menonton 85,9 persen dan yang mendengarkan radio 40,3 persen, padahal negara Indonesian banyak memiliki penerbit, penulis, ilmuan dan toko buku.
Sul A Moito juga mengungkapkan data OECD, organisasi pengembangan kerjasama ekonomi, budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia timur.
“Yang paling menyedihkan adalah data CSM yaitu perbandingan jumlah buku yang dibaca oleh siswa SMA di 13 negara antara lain Amerika 32 judul, Belanda 30 judul, Perancis 30 judul, Jepang 22 buku, Thailand 5 judul buku dan Indonesian 0 judul buku,” tutur Sul A Moito.(Ads)