PROSESNEWS.ID – Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) merilis hasil survei yang bertajuk Evaluasi Kinerja Pemprov dan Peta Politik Gorontalo tahun 2024. Hasilnya mayoritas masyarakat Gorontalo puas atas kinerja Pemerintah Provinsi.
“Kecenderungan masyarakat Gorontalo menilai bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) berhasil mengoptimalkan beberapa sektor unggulan sehingga memperoleh tingkat kepuasan publik pada 73,56 persen,” ucap Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif CISA melalui siaran persnya, Sabtu (24/4/2021).
Lebih lanjut Herry menyebutkan bahwa keberhasilan Rusli Habibie dan Idris Rahim di beberapa sektor unggulan menjadi faktor kepuasan publik terhadap kinerja Pemprov.
Adapun faktor yang dianggap unggul dan menjadi alasan publik puas terhadap kepemimpinan Rusli-Idris meliputi sektor Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang mencapai 25,67 persen, sektor Kesehatan yang mendapatkan 22,34 persen, sektor Pariwisata dan Kebudayaan sebesar 19,05 persen sedangkan sektor Pertanian dan Holtikultura memperoleh 17,45 persen serta pada sektor Pelayanan Publik dan Birokrasi sebesar 15,49 persen.
“Misalnya saja Rusli berhasil membangun dan mengembangkan Bandara Udara Djalaluddin, PLTG Paguat, Pelabuhan, Waduk dan Irigasi. Selain itu Rusli sukses menurunkan angka stunting dalam kurun waktu 2018-2020 yang tadinya 32,4 persen turun signifikan menjadi 11,86 persen. Hal ini sumbangsih terbesar rezimnya,” ungkap Herry.
Namun Herry menambahkan ternyata ketidakpuasan masyarakat terhadap beberapa sektor pun tidak dapat dipungkiri sehingga harus ada peningkatan melalui optimalisasi.
“Provinsi Gorontalo masih terbilang belum mampu keluar dari kategori 5 besar provinsi termiskin di Indonesia.
Artinya Rusli harus bekerja lebih ekstra lagi karena publik menilai bahwa sektor Kesejahteraan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan tidak optimal karena memperoleh ketidakpuasan publik yang mencapai 30,54 persen,” terangnya.
Sementara itu, Dia menyampaikan bahwa publik juga menyoroti kelemahan di sektor Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Gorontalo yang mendapatkan ketidakpuasan di angka 25,69 persen.
“Ihwal Pendidikan dan SDM itu sebenarnya tidak jauh dari memaksimalkan upaya dalam konteks Indeks Pembangunan Manusianya. Gorontalo termasuk terendah se-Indonesia. Ternyata pembangunan fisik tidak berbanding lurus dengan pembangunan manusia di wilayah tersebut,” sebut Herry.
Selain itu, survei CISA tersebut menyasar pada peta politik Gorontalo di tahun 2024. Pasalnya ini merupakan implikasi dari ketentuan UU Pemilu dimana Pemilu akan diadakan serentak di tahun 2024.
“Pemilu akan diadakan serentak di 2024. Tentunya energi politik akan berdampak pada peta politik. Sehingga ketika masyarakat ditanyakan jika Pilgub hari ini dilakukan maka Idah Rusli Habibie, Ketua TP.PKK Provinsi Gorontalo yang juga duduk sebagai Anggota DPR-RI keluar sebagai pemenangnya,” jelas Herry.
Berdasarkan hasil survei elektabilitas tokoh yang dilakukan CISA melalui simulasi Top of Mind di masyarakat didapatkan bahwa Idah Rusli Habibie memperoleh 14,28 persen, ditempel ketat oleh Rachmat Gobel (Wakil Ketua DPR-RI) yang mendapatkan 13,76 persen sedangkan Wakil Gubernur petahana Idris Rahim menempati posisi ketiga yang memperoleh 10,45 persen kemudian muncul nama Sandiaga Uno yang mendapatkan 10,23 persen serta Bupati petahana Bone Bolango Hamim Pou yang memperoleh 9,36 persen.
“Disamping efek ekor jas yang didapatkan oleh Idah dari Gubernur Rusli atas kepuasan publik terhadap kinerjanya. Ida juga berada di DPR-RI yang membidangi salah satunya persoalan sosial. Hal ini menjadi insentif elektoral tersendiri bagi dia sedangkan Rachmat Gobel diuntungkan atas melejitnya suara partai Nasdem di Gorontalo,” pungkas Herry.
Adapun survei ini berlangsung sejak 19-22 April 2021 melalui wawancara langsung dengan penerapan protokol kesehatan antara surveyor dan responden.
Pengambilan sample dalam survei kali ini dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling di 1.600 responden yang tersebar di 5 Kabupaten dan 1 Kota serta 77 Kecamatan dan 735 Desa/Kelurahan yang Margin of Errornya berada pada 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan di 95 persen.
Untuk menguji validitas dan keakuratan data, survei ini melakukan recheck dan reconfirm terhadap 25,5 persen pada 1.600 responden.