PROSESNEWS.ID – Sejak era Presiden Soeharto, pembangunan akses jalan di Papua telah menjadi proyek strategis nasional. Meski pembangunannya kerap terhambat oleh faktor medan ekstrem hingga konflik bersenjata, proyek ini terus dilanjutkan oleh pemerintah. Pada 2014, melalui pemerintahan Joko Widodo, percepatan pembangunan Jalan Trans Papua kembali digencarkan.
Proyek Jalan Trans Papua direncanakan membentang sepanjang 3.535 kilometer, meliputi 2.465 kilometer di Papua dan 1.070 kilometer di Papua Barat. Meskipun belum sepenuhnya tuntas, kini tersisa sekitar 16 kilometer yang masih harus diselesaikan. Mandeknya pengerjaan proyek tersebut lebih banyak disebabkan oleh faktor keamanan, termasuk gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
“Pembangunan Trans Papua itu kan, memang kesulitannya adalah masalah pengamanan. Misalnya pembangunan jalan Istaka Karya, menimbulkan korban,” kata Kristomei di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Senin 21 Juli 2025, melansir koranpapua.id.
Meski menghadapi tantangan berat, akses jalan Trans Papua kini telah dapat dilalui masyarakat. Namun pembangunan jangka panjangnya turut berdampak pada lingkungan, di antaranya hilangnya 12.469 hektare tutupan hutan, termasuk 4.772 hektare hutan lindung yang terancam. Kendati demikian, pemerintah pusat dan daerah tetap mampu merealisasikan proyek tersebut.
Pinogu: Wilayah Terisolir yang Masih Menunggu Akses Jalan Layak
Jika berkaca pada Papua yang memiliki tantangan medan dan keamanan jauh lebih kompleks, seharusnya Pinogu—wilayah terisolir di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo—lebih mudah dibangun akses jalannya. Jarak yang dibutuhkan untuk membuka akses jalan Pinogu hanya sekitar 42 kilometer, angka yang sangat kecil bila dibandingkan ribuan kilometer pembangunan jalan di Papua.
“Tidak tau mo sampai kapan kami akan seperti ini pak, padahal kita Pinogu ini awal mula Gorontalo ada,” keluh salah satu warga Pinogu kepada tim Prosesnews.id.
Kondisi ini semestinya menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah maupun pusat, mengingat masyarakat Pinogu hingga kini belum merasakan infrastruktur jalan yang layak. Perbandingan antara pembangunan Papua dan Pinogu menjadi dasar kuat bagi pemerintah untuk mengambil keputusan strategis bagi masa depan daerah tersebut.















