PROSESNEWS.ID – Berdasarkan kajian tim Crisis Center UNG bahwa penerapan PSBB di Provinsi Gorontalo diperpanjang. Rekomendasi itu lahir dengan mempertimbangkan tiga aspek penting yakni epidemologi, kesehatan publik dan fasilitas kesehatan.
Secara epidemologi, posisi penularan covid-19 di Gorontalo belum mencapai puncak di hari ke-60, saat ini baru memasuki hari ke-50 dengan tren yang fluktuatif cenderung meningkat. Kasus reproduksi number (RO) Gorontalo di angka 1,5 jauh di bawah rekomendasi WHO yaitu di bawah 1 selama dua minggu.
“Ketiga, rasio penurunan kasus positif menurun selama dua minggu. Dalam dua minggu terakhir rasio konfirmasi kasus positif kalau di rata-rata di Gorontalo masih 4,9 persen. Ini di bawah 5 persen sebagaimana dipersyaratkan oleh WHO. Akan tetapi, dua minggu terakhir ini untuk tanggal 20 dan 23 kita masih cukup tinggi. Untuk tanggal 20 sekitar 17,43 persen untuk tanggal 23 sekitar 6,49 persen. Artinya kita belum bisa membendung kasus konfirmasi positif menurun selama dua minggu,” jelas Rektor UNG Dr. Eduart Wolok, MT, Sabtu (30/5/2020).
Sementara itu, Perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Provinsi Gorontalo, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, jelaskan PSBB tahap ketiga ini, memuat konsep new normal life atau tatahan hidup baru.
Dijelaskannya, PSBB dan konsep new normal life, keduanya menekankan pada kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.
“Jadi begitu ada keputusan dari pemerintah pusat harus menjalankan new normal life ini, kita sudah siap. Intinya kan menekankan pada protokol kesehatan, menjaga jarak, menggunakan masker, dan cuci tangan,” pungkasnya. (Ads)