PROSESNEWS.ID – Kekerasan di dunia pendidikan seakan tidak ada habisnya. Senioritas menjadi ujung tombak, untuk menghukum junior. Kasus kekerasan ini, dialami Siswa kelas XI Mohamad Akbar di SMA Terpadu Wirabakti Gorontalo, belum lama ini.
Menurut pengakuan ibu korban Nirwana Dunda, Ia mengetahui kejadian itu setelah anaknya menceritakan semua tindakan kekerasan yang di alaminya, di dalam sekolah. Kejadian ini bermula saat Mohamad Akbar, di temukan merokok oleh seniornya.
Dari temuan tersebut, Mohamad Akbar kemudian mendapatkan sanksi atau pembinaan. Namun menurut siswa kelas 11 itu. Tindakan pembinaaan yang di lakukan oleh Senior, Alumni dan pelatih kepadanya, sudah di ambang batas.
Akibatnya, dirinya mengalami luka di bagian bibir, memar di bagian jidat dan kaki, serta merasakan nyeri di bagian perut, dada, punggung dan leher.
“Yang jelas, ini sudah keterlaluan. Saya sebagai orang tua, memang mengetahui bagaimana aturan atau prosedur, yang di terapkan oleh pihak sekolah terhadap siswanya. Namun kenyataannya anak saya di hajar, bukan di ajar. Saya juga sudah melaporkan ke pihak Kepolisian,” ungkap ibu korban Nirwana Dunda.
Saat ini kondisi Mohamad Akbar, masih kritis. Usai mengalami tindak kekerasan dari seniornya dan harus mendapatkan perawatan intensif, di Rumah Sakit Umum Daerah Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Sementara itu Kepala Sekolah SMA Terpadu Wira Bhakti Yusnan Yusuf Eki menjelaskan, pihaknya sudah mengetahui kejadian ini, dan telah melakukan klarifikasi kepada kedua bela pihak.
“Sebenarnya itu hanyalah pembinaan terhadap siswa tersebut. Pembinaan yang di berlakukan, itu bukan hanya sebatas untuk pelanggaran di temukan merokok. Namun masih ada tahapan-tahapannya, yang mungkin di lakulan oleh korban,” bebernya.
Lebih lanjut kata Yusnan, persoalan kekerasan ini. Pihaknya berjanji tidak akan membiarkan begitu saja. Semua upaya terbaik akan kita lakukan. Jika memang terbukti tindakan tersebut di luar prosedur, maka pihak sekolah siap bertanggung jawab. (Zul)