
PROSESNEWS.ID – Korps PMII Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Pohuwato, menolak segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan.
Pernyataan itu ditegaskan Ketua Kopri PMII Pohuwato, Tiara Baruadi, saat menggelar Dialog “Penguatan Kader Kopri Dalam Roda Kaderisasi PMII,” pada Momentum Hari Lahir (Harlah) Kopri PMII ke-53. Rabu, (25/11/2020).
“Kami Kopri PMII Pohuwato, menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Apalagi, kasus ini masih kerap terjadi,” kata Tiara, usai Dialog berlangsung di taman Marisa City, Obyek Wisata Pohon Cinta, Kabupaten Pohuwato.
Tiara bilang, Kopri PMII harus jadi pelopor utama dalam memerangi kekerasan terhadap perempuan ini. Jadikan Kopri sebagai alat perjuangan untuk dapat menghilangkan apapun bentuk tindakan diskriminasi terhadap perempuan Indonesia.
“Tentu, ini jadi salah satu harapan sebagai perempuan yang di butuhkan NKRI, untuk mengingatkan kualitas KOPRI itu sendiri. Juga, tak lepas dari tugas tanggungjawabnya, Kopri mempunyai peran penting, dalam memarjinalkan segala bentuk kekerasan yang terjadi, lebih khsus kepada perempuan itu sendiri,” ketusnya
Sementara itu, Ketua Cabang PMII Pohuwato Azis Hudodo, mengingatkan hal yang sama. Ditambahkannya, dialog yang dilaksanakan kali ini, harus benar-benar diresapi sebagai bahan perjuangan untuk selalu menyuarakan stop kekerasan perempuan.
“Perhelatan Harla Korps PMII Putri yang ke- 53 ini, mengadakan dialog interaktif antara kopri dan narasumber. Hal ini, sebagai bentuk bahwa perempuan terlebih yang ada di kubuh kader 9 bintang, itu mempunyai daya saing di lingkungan sosial,” katanya
Hal senada, juga di sampaikan Jois Hunowu, selaku Ketua Fatayat Nahdatul Ulama (NU) Pohuwato. Lewat momentum ini, ia memberikan harapan yang sangat besar, kepada para kader yang berlandaskan ASWAJA, untuk selalu dan tetap menjujung tinggi integritas, dan tentu semakin jaya di Bumi Panua Pohuwato Tercinta.
“Kegiatan yang sangat luar biasa ini, telah dibuktikan oleh KORPS PMII Putri. Dimana, acara dimulai semenjak sore hari, sampai acara pemotongan tumpeng berjalan dengan baik. Dan tentu, tetap mengedapakan protokol kesehatan (Prokes),” tutupnya (Iskandar Badu)













