
PROSESNEWS.ID – Seorang mahasiswa penyandang disabilitas rungu-wicara, Abdul Kadir Umar, berhasil lolos ke tahap wawancara Beasiswa LPDP Afirmasi Disabilitas Batch 2 Tahun 2025.
Abdul Kadir Umar, yang akrab disapa Arif, merupakan alumni Program Studi Manajemen IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2020, dan sejak lama bercita-cita untuk melanjutkan studi magister.
Dalam pendaftaran program LPDP Afirmasi Disabilitas, Arif memilih tiga kampus tujuan, yakni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Negeri Surabaya (UNS), dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) — kampus-kampus yang dikenal ramah terhadap mahasiswa disabilitas.
Arif menjalani tahap wawancara seleksi dengan penuh semangat, meski harus berkomunikasi melalui juru bahasa isyarat dari komunitas Rangkul Asa. Ia berharap, jika kelak dinyatakan lulus, dapat menjadi magister pertama dari kalangan disabilitas rungu di Gorontalo.
“Arif ingin menunjukkan bahwa difabel juga mampu bersaing dalam dunia akademik jika diberi kesempatan yang sama,” ungkap salah satu rekannya kepada tim Prosesnews.id.
Kisah perjuangan Arif menjadi pengingat penting bahwa masih banyak penyandang disabilitas di Gorontalo yang memiliki potensi besar, namun terkendala akses pendidikan tinggi. Perhatian pemerintah daerah terhadap kebutuhan pendidikan inklusif dinilai masih terbatas, terutama dalam hal fasilitas pendukung, beasiswa daerah, dan layanan bahasa isyarat di lembaga pendidikan.
Bersamaan dengan itu, apa yang dilakukan Arif semestinya menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk memperluas akses serta dukungan bagi mahasiswa difabel.
Keberhasilan individu seperti Arif membuktikan bahwa kebijakan inklusif bukan sekadar wacana, melainkan kebutuhan nyata bagi kemajuan daerah. Jika berhasil menembus seleksi akhir LPDP, Arif tak hanya mengukir prestasi pribadi, tetapi juga membawa pesan kuat: bahwa Gorontalo memiliki generasi difabel yang siap berkontribusi, asalkan diberi ruang dan kepercayaan.












