
PROSESNEWS.ID – Pemerintah dan sejumlah pakar menginisiasi kampanye gerakan pakai masker secara masif. Hal ini guna mencegah penularan COVID-19 yang masih mengintai di Indonesia.
Salah satu tujuan inisiatif gerakan pakai masker ini bukan hanya digaungkan agar semua orang menggunakan masker di tempat umum, namun juga agar masyarakat mengetahui bagaimana penggunaan masker yang tepat seperti misalnya melepas masker dan tidak menurunkan masker di dagu.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan saat ini kondisi Corona di Indonesia cenderung relatif meningkat dari sebelumnya. Meski demikian ia mencatat ada beberapa provinsi yang selalu di atas atau memiliki angka COVID-19 yang tinggi dilansir liputan6.
“Dari 216 negara yang terinfeksi COVID-19, Indonesia memiliki angka kasus rata-rata 451 per 1 juta penduduk. Ini relatif tidak buruk, namun tetap perlu waspada dengan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci tangan di air mengalir),” katanya saat diskusi publik yang disiarkan langsung laman YouTube BNPB.
Untuk meningkatkan efektivitas masker, lanjut Wiku, ada beberapa syarat yang sebenarnya sudah banyak diketahui. Seperti misalnya, memperhatikan bahan masker yang memiliki kemampuan filtrasi yang baik, seperti katun 3 lapis, namun tidak mengganggu pernapasan sehingga tidak mengganggu pengguna. Selebihnya, masker harus menutupi bagian hidung, mulut dan dagu.
“Sebenarnya Indonesia telah memiliki inovasi pembuatan masker kain dengan filtrasi di atas 95 persen tapi penggunanya masih bisa bernapas. Namun saat ini masker yang dirpoduksi sedang menuju standar internasional dulu,” terangnya. (Ads)













