
PROSESNEWS.ID – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pohuwato, Nasir Giasi mengakui realisasi penerapan retribusi non tunai pasar tradisional Marisa sudah cukup baik.
Hal ini diungkapkan langsung Nasir Giasi setelah beberapa hari lalu menggelar laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2022, bersama Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kabupaten Pohuwato yang berlangsung di aula paripurna DPRD Pohuwato.
“Realisasinya cukup bagus, walaupun belum seratus persen. Itu dibuktikan dengan digitalisasi retribusi pasar, sehingga pada tahun 2024 kami mendorong penerapan ini bukan hanya di pasar Marisa saja, akan tetapi bisa diterapkan di pasar-pasar lainnya yang ada di Kabupaten Pohuwato itu sendiri,” jelas Nasir Giasi, Selasa, (23/5).
Meski begitu kata Nasir, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan terkait pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) oleh Dinas Perindagkop Pohuwato. Namun, pencapaian PAD oleh Disperindagkop kata Nasir, karena adanya program digitalisasi pasar yang masuk ke kas daerah.
“Kami belum bisa mengambil kesimpulan kenapa capaian PAD tercapai sangat bagus oleh Perindagkop, mungkin salah satunya program realisasi retribusi pasar,” tambahnya.
Sementara itu, kepala dinas Perindagkop dan UKM Pohuwato, Ibrahim Kiraman mengaku program digitalisasi ini akan diterapkan di Pasar Kecamatan Randangan dan Popayato.
“Rencana tahun ini kita akan digitalisasi yaitu pasar Randangan dan pasar Popayato, harapannya bisa meningkatkan PAD,” tutup Ibrahim.












