PROSESNEWS.ID – Mantan Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad (FM), telah kembali ke panggung politik dengan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
Langkahnya tersebut menandai dinamika politik lokal yang semakin memanas, dengan tujuan yang jelas: menjadi “king maker” dalam konteks politik regional.
Namun, langkah FM untuk memainkan peran kunci dalam politik lokal menemui tantangan. Meskipun memiliki hubungan dengan elit partai di tingkat nasional, FM harus menyadari dirinya tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu.
Founder The Gorontalo Institute sekaligus Dosen Jurusan Sosiologi UNG Funco Tanipu mengatakan, hal ini membatasi potensi pengaruhnya dan menuntut penghormatan terhadap priviledge dan dinamika internal masing-masing partai serta peraturan yang mengatur proses pemilihan kepala daerah (Pilkada).
“Dalam era demokrasi pasca pemilu, kekuatan partai politik tidak lagi sebesar sebelumnya, dengan fokus lebih pada kandidat-kandidat yang diusung,” jelas Funco, Kamis (18/4/24).
Oleh karena itu, memperkuat institusi partai menjadi suatu keharusan. Beberapa partai politik telah mengambil langkah untuk meningkatkan transparansi dan demokrasi dalam proses rekrutmen calon kepala daerah.
Partai seperti Golkar, Nasdem, PKB, dan Demokrat telah mengembangkan model rekrutmen yang demokratis, melibatkan tim seleksi internal dan lembaga khusus untuk mengawal proses rekrutmen.
“Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi publik dalam menentukan calon yang diinginkan, terutama bagi kandidat independen,” kata Funco.
Diharapkan semua partai politik mengadopsi model rekrutmen terbuka ini untuk memastikan transparansi dan kualitas demokrasi dalam pemilihan kepala daerah. Langkah-langkah ini menjadi kunci untuk menjaga dan merawat demokrasi lokal yang sehat dan berkelanjutan.