PROSESNEWS.ID, Buton Tengah — Kasus stunting di Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini terus mengalami penurunan yang cukup signifikan. Meski begitu, Pemda Buteng, dibawah kepemimpinan Dr Andi Muhammad Yusuf terus berbenah dengan melibatkan berbagai stakeholder untuk percepatan penurunan stunting.
Salah satu upaya itu dengan menggelar desiminasi audit kasus stunting tahap II yang dilakukan di salah satu Kelurahan dan tiga desa di Kecamatan Mawasangka, yang bertempat di aula sekretaris daerah, Selasa (21/11/2023).
Penjabat (Pj) Bupati Buteng, Dr Andi Muhammad Yusuf mengungkapkan, melalui kegiatan desiminasi tercipta komitmen dari seluruh pihak dan stakeholder untuk senantiasa memaksimalkan upaya dalam pencegahan dan penurunan stunting.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu misi yang diembannya, sebagaimana tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 sampai 2024 dengan salah satu indikator dan target adalah prevalensi stunting pada balita sebesar 14% di tahun 2024.
“Karena indikator prevalensi stunting merupakan indikator tujuan pembangunan berkesinambungan atau Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan,” ujar Dr Andi Muhammad Yusuf saat dikonfirmasi sejumlah awak media.
“Angka stunting kita hari ini cukup baik turunnya, dimana pada angka 15,7% dan itu apresiasi kita berikan kepada seluruh pihak yang ikut terlibat, seperti penyuluh kesehatan, Camat dan lurah,” sambungnya.
Apalagi, lanjut Andi Muhammad Yusuf, saat ini pemda Buteng telah kedatangan sejumlah dokter spesialis anak yang nantinya akan melakukan sejumlah intervensi dalam penanganan penurunan stunting.
“Dengan hadirnya dokter spesialis anak, kita harapkan tenaga lapangan bisa lebih semangat lagi utamanya para pendamping di lapangan. Jika begitu, potensi pengendalian stunting sudah lebih besar kita bisa lakukan,” katanya.
Untuk bisa mencapai itu, masih kata Andi, para tenaga lapangan harus lebih masif dalam melakukan edukasi terhadap ibu hamil utamanya terkait gizi selama mengandung, melahirkan hingga menyusui.
Selain itu, dilakukan pendampingan terhadap calon pengantin juga harus menjadi fokus perhatian untuk mencegah calon keluarga yang berpotensi stunting.
Olehnya itu, Andi Yusuf menegaskan Pemda Buteng akan terus berkomitmen dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting. Salah satunya dengan membentuk tim audit kasus stunting, dengan tugas utamanya mengidentifikasi risiko dan penyebab stunting pada kelompok sasaran audit berisiko stunting.
“Persoalan stunting adalah masalah kemanusiaan, ini persoalan generasi mudanya Buteng. Walaupun saya Bukan orang Buteng, tapi saya punya komitmen yang kuat sesama anak bangsa agar 5 sampai 10 tahun yang akan datang, Buteng bisa memiliki generasi emas yang mampu menjadi pemimpin, pengusaha dan sukses,” tandasnya.
Diujung, Andi Yusuf, meminta seluruh pihak terkait dapat bekerja sama, bersama-sama mewujudkan Buteng yang bebas stunting.
Diketahui, Buton Tengah di tahun 2021, memiliki tren angka stuntingnya diangka 23,4%. Angka ini kemudian melandai setelah Andi Muhammad Yusuf memimpin diawal tahun 2022 dengan menyentuh angka 22,3%.
Tak sampai disitu, di bulan Agustus tahun 2023, tren angka stunting terus mengalami penurunan hingga menyentuh angka 15,7%.
Capaian penanganan stunting itu dilihat berdasarkan hasil ukur data Eppgbm pengukuran bulan Agustus tahun 2021, 2022 dan 2023 (Adv).
Reporter: Win