PROSESNEWS.ID – Menepis adanya sinyalemen yang menyatakan bahwa guru di Kota Gorontalo menjerit, hal itu sangat mustahil dan jauh dari realitas yang ada. Pasalnya, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo memiliki komitmen kuat memberi perhatian terhadap para guru.
Bukan saja mengatasi adanya kekurangan guru, tetapi juga berkomitmen dalam memberikan perhatian terhadap kesejahteraan guru, dengan menyediakan anggaran melalui APBD.
“Pemkot Gorontalo menyadari, insentif guru honorer masih perlu ditingkatkan, dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah yang tersedia,” ungkap Wali Kota Gorontalo Marten Taha.
Marten menjelaskan, insentif untuk guru mulok kurang lebih berjumlah 48 orang sudah terbayarkan pada akhir Desember 2022. Sedangkan, insentif guru PAUD, PJOK dan Agama yang belum terbayarkan, disebabkan oleh adanya perbaikan sistem penatausahaan keuangan.
“Saat itu, sistem pembayarannya memperhatikan penanggalan SPP/SPM dan SP2D, untuk menghindari kekeliruan penanggalan dan penatausahaan keuangan,” jelasnya.
Sehingga, lanjut Marten, Dinas Pendidikan Kota menempuh langkah untuk mengalihkan pembayaran insentif ke bulan Januari 2023. Dengan memastikan sistem pengelolaan keuangan daerah telah siap melayani semua OPD dan sudah melalui proses review Inspektorat.
“Kami meyakini, para guru selaku tenaga pendidik dapat memahami situasi ini dengan baik, dan tentunya tanggung jawab sebagai guru harus tetap di kedepankan,” ujar Wali Kota dua periode itu.
Marten menerangkan, Pemkot Gorontalo melalui Dinas Pendidikan, akan terus berkomitmen dan berupaya memberi perhatian dengan baik, atas apa yang menjadi aspirasi dari para guru.
“Kami sangat menghargai pelaksanaan tugas dan jerih payah dari para guru honorer, yang dibiayai melalui dana BOS, disesuaikan dengan kemampuan anggaran dana BOS masing-masing sekolah,” terangnya.
Reporter : Reza Saad