
PROSESNEWS.ID – Tragedi menimpa Muhammad Jaksen (19), mahasiswa semester 3 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) asal Sulawesi Tenggara. Ia meninggal dunia setelah mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Butaiyo Nusa yang berlangsung di kawasan Suawa Tengah, Gorontalo, sejak 18 hingga 21 September 2025.
Laode Muhamad Amar, salah satu rekan dekat Jaksen, menceritakan kondisi sahabatnya itu sebelum menghembuskan napas terakhir. Menurutnya, pada Minggu malam, Jaksen sudah meminta untuk dijemput karena merasa sakit dan ingin segera mendapat perawatan.
“Saat saya tiba di sekret Mapala, kondisi Jaksen sudah sangat buruk. Wajahnya bengkak dan ia tidak bisa lagi berbicara,” kata Amar.
Amar menuturkan, Jaksen sempat menggunakan telepon untuk meminta agar dibawa ke rumah sakit. Ia pun berinisiatif mengantarnya ke Rumah Sakit Bunda. Namun, karena keterbatasan ruangan dan fasilitas medis, pihak rumah sakit merujuknya ke Rumah Sakit Aloe Saboe.
“Saat tiba di rumah sakit ini, kami langsung melapor. Pihak rumah sakit menyarankan agar pasien digulingkan terlebih dahulu. Setelah beberapa menit, infus baru dipasangkan,” ujar Amar.
Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi Jaksen ketika dijemput sudah sangat memprihatinkan.
“Wajah dan lehernya lebam. Saya baru tahu kalau ia memiliki riwayat hemofilia, penyakit yang membuatnya sulit sembuh dari luka ringan,” ungkap Amar.
Hingga kini, penyebab pasti meninggalnya Jaksen masih dalam penyelidikan. Namun, pengakuan rekan korban ini membuka fakta bahwa kondisi medis Jaksen sudah lemah sejak sebelum dirujuk ke rumah sakit, sehingga menimbulkan tanda tanya besar mengenai kesiapan kegiatan Diksar dalam menjaga keselamatan peserta.













