Selain tersohor dengan padang rumput savana dan pantai pasir putihnya yang cantik, tempat ini juga memiliki beberapa lokasi yang angker, mistis, dan penuh misteri.
Tak lengkap rasanya saat mengunjungi Banyuwangi, Jawa Timur, jika belum menikmati pesona savana, pantai, maupun keangkeran goa-goa di kawasan Taman Nasional Alas Purwo.
Taman Nasional Alas Purwo (TN Alas Purwo) yang terbentang di wilayah Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur sudah lama jadi salah satu wana wisata unggulan Banyuwangi. Selain destinasi Kawah Ijen, tentunya.
Tak hanya tersohor dengan padang rumput savana dan pantai pasir putihnya yang cantik, tempat ini juga memiliki beberapa lokasi yang dianggap angker, mistis, dan penuh misteri. Para pelancong ke Alas Purwo bukan hanya para penikmat wisata alam maupun para petualang rimba.
Di beberapa lokasi itu terdapat pura, makam tua, petilasan, dan goa yang acap menjadi tujuan komunitas kepercayaan untuk melaksanakan ritual batin, seperti semedi. Masyarakat penganut Hindu juga rutin menggelar ritual adat mereka di sejumlah pura di kawasan tersebut.
Seperti dilansir dari situs resmi Taman Nasional Alas Purwo, wilayah yang terletak di ujung timur pulau Jawa itu memiliki luas mencapai 44.037 hektare. Wana wisata yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai Geopark Nasional ini memang memiliki lokasi wisata yang komplet. Oleh karenanya, destinasi pelesiran ini dikenal hingga seantero dunia.
Di sini terdapat padang savana, wisata budaya, hutan mangrove, goa kuno, hingga aneka pantai pasir putih. Kawasan itu menjadi tempat berkembangnya sekitar 700 jenis flora, 50 jenis mamalia, 320 jenis burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil. Ekosistem TN Alas Purwo cukup kaya dengan keragaman hayatinya.
Salah satu kawasan yang wajib Anda kunjungi di Alas Purwo adalah Padang Savana Sadengan. Di hamparan padang savana ini terdapat binatang seperti banteng jawa, burung merak, dan rusa. Wisatawan bisa melihat mereka dari menara pantau. Jika mau melihat burung merak, misalnya, turis diharapkan datang pagi-pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Bagi para pencari panorama foto terbaik, suasana dan pemandangan terbaik bisa terlihat di pagi hari antara pukul 06.00–09.00 WIB atau sore antara pukul 15.30–17.00 WIB. Pada jam-jam tersebut, para binatang biasanya akan berkumpul dan bermain.
Bagi Anda menggemari napak tilas sejarah Majapahit maupun suka menelusuri situs-situs kuno, bisa juga menyambangi Pura Luhur Giri Salaka dan Situs Kawitan. Lokasi Situs Kawitan berada di jalan masuk menuju Pantai Trianggulasi.
Dalam bahasa Jawa Kawi, kawitan artinya adalah asal-usul. Ini terkait dengan Alas Purwo yang dipercaya sebagai tanah yang pertama kali ada saat penciptaan tanah Jawa. Umat Hindu setempat rutin melaksanakan upacara keagamaan di pura itu.
Alas Purwo juga memiliki kawasan ekowisata berupa hutan mangrove yang cukup terkenal, yakni Hutan Mangrove Bedul. Hutan mangrove ini merupakan yang terluas di Pulau Jawa. Wisatawan bisa berkeliling area hutan mangrove dengan menyewa perahu nelayan.
Bagi para pegiat selancar (surfing), Pantai Plengkung atau Pantai G Land sudah dikenal sebagai lokasi surfing terbaik di dunia. Pantai Plengkung punya ombak yang tinggi dan berjajar tiga lapis sebagai ciri khasnya. Tak mengherankan, pantai ini bahkan sempat beberapa kali dijadikan lokasi event selancar tingkat dunia.
Bagi yang gemar mengamati aktivitas penyu bertelur di pantai bisa mampir ke Pantai Ngagelan. Adapun Pantai Cungur dikenal sebagai lokasi untuk menyaksikan beragam jenis burung migran liar. Sedangkan bagi yang mau menikmati pasir putih bisa ke Pantai Trianggulasi dan Pantai Teluk Biru.
Pengelola TN Alas Purwo juga menyediakan lokasi camping ground di sekitar pantai. Taman Nasional Alas Purwo dikenal mempunyai banyak lokasi goa. Beberapa di antaranya adalah Goa Istana, Goa Mayangkoro, Goa Padepokan, Goa Basori, Goa Songgo Langit, dan Goa Jepang. Goa-goa tersebut dipakai sebagai tempat semedi dan habitat kelelawar serta ular.
Di Goa Jepang masih ada alat-alat yang digunakan dalam Perang Dunia II, seperti meriam. Yang pasti, tidak cukup cuma sehari untuk mengeksplorasi keindahan, eksotisme serta aura mistis di Alas Purwo tersebut. Siapkan rencana perjalanan Anda dengan baik.
Ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin bepergian ke Alas Purwo di masa kebiasaan adaptasi baru. Sempat tutup pada akhir Desember 2020, sejak 4 Januari 2021 TN Alas Purwo kembali membuka operasional kunjungan selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali, 11 Januari 2021 sampai 8 Februari 2021.
Untuk melakukan kunjungan ke sana, ada beberapa aturan dan larangan yang harus dipatuhi para wisatawan agar bisa berkunjung dengan tertib, aman, dan nyaman sesuai protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Pertama, TN Alas Purwo memberlakukan jam buka terbatas selama pandemi Covid-19. Jam operasional wisata mulai pukul 08.00–16.00 WIB. Kedua, jumlah maksimal kapasitas wisatawan dibatasi tidak boleh lebih dari 500 orang sehari. Khusus untuk kawasan Padang Savana, blok Sadengan, pelancong dibatasi maksimal 50 wisatawan dengan sistem buka tutup. Beberapa kawasan wisata goa ditutup untuk mencegah penularan corona.
Ketiga, pengelola TN Alas Purwo menerapkan secara ketat protokol kesehatan seperti pengunjung wajib memakai masker, pemeriksaan suhu tubuh, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Hal lainnya adalah wisatawan luar Banyuwangi harus menunjukkan surat hasil negatif rapid test antigen atau antibodi, maupun RT-PCR.
Di samping sejumlah aturan tersebut, ada pula beberapa larangan lain yang berlaku khusus di Purwo. Di antaranya adalah mengambil tumbuhan, membawa kabur satwa, dan berburu. Selain itu khusus untuk di Savana Sadengan, dilarang untuk menerbangkan drone.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto Redaktur Bahasa : Ratna Nuraini/ Elvira Inda Sari