
PROSESNEWS.ID – Provinsi Gorontalo mencatat prestasi penting dalam sektor perkebunan setelah ditetapkan sebagai salah satu penerima anggaran terbesar pada Program Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2025–2027. Total dana yang dikucurkan pemerintah pusat untuk hilirisasi komoditas di Gorontalo mencapai Rp 50,6 miliar.
Anggaran ini difokuskan pada dua komoditas utama, yakni kelapa dan tebu, yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat desa. Gorontalo mendapatkan alokasi pengembangan kelapa seluas 10.000 hektar dan tebu seluas 550 hektar pada tahun 2026.
Rinciannya, Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo masing-masing memperoleh 5.000 hektar untuk pengembangan kelapa. Sementara untuk tebu, Kabupaten Gorontalo mendapatkan 400 hektar dan Kabupaten Boalemo 150 hektar. Pada tahun 2027, alokasi masih berlanjut dengan tambahan 1.500 hektar kelapa untuk Kabupaten Gorontalo dan 1.500 hektar untuk Kabupaten Pohuwato.
Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, yang hadir langsung dalam penandatanganan kesiapan pelaksanaan ABT di Auditorium Kementerian Pertanian, menjadi salah satu dari tujuh gubernur yang mendapat undangan khusus. Acara itu juga dihadiri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Selain kelapa dan tebu, Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Pertanian juga mengajukan pengembangan komoditas kakao seluas 3.200 hektar. Kakao Gorontalo sendiri dinilai potensial mendukung program hilirisasi karena telah menembus pasar Jepang melalui Tokyo Food.
Keberhasilan Gorontalo mengamankan anggaran terbesar dalam program ABT menunjukkan posisi strategis daerah ini dalam mendukung hilirisasi perkebunan nasional. Selain itu, langkah ini diharapkan menjadi pintu masuk peningkatan nilai tambah produk perkebunan sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat desa.















