PROSESNEWS.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (17/1/2022). Berbeda dengan mata uang rupiah yang melemah dollar AS pada awal perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.695,69 atau naik tipis 2,29 poin (0,03 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.693,4. Sebanyak 208 saham melaju di zona hijau dan 179 saham di zona merah. Sedangkan 194 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 700,97 miliar dengan volume 982,73 miliar saham.
Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Nikkei 0,69 persen, Shanghai Komposit 0,3 persen, dan Strait Times 0,24 persen. Berbeda dengan Hang Seng Hong Kong yang melemah 0,46 persen. Wall Street pada penutupan Jumat pekan lalu mayoritas hijau dengan kenaikan S&P 500 sebesar 0,08 persen, dan Nasdaq 0,59 persen. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,56 persen.
Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk long white body setelah rebound disupport kuat MA 50 dan mengindikasikan masih ada potensi penguatan dalam jangka pendek. “Ada potensi penguatan dalam jangka pendek.
Kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed telah mereda. Di awal pekan investor akan mencermati data ekonomi china serta trade balance dari Indonesia,” kata Dennies dalam analisanya.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.03 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.320 per dollar AS, atau turun 24 poin (0,16 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.296 per dollar AS dilansir kompas.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena kenaikan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke kisaran 1,78 persen pada perdagangan akhir pekan setelah tertekan di kisaran 1,7 persen. “Kenaikan yield mengindikasikan pasar bersiap dengan kenaikan suku bunga acuan AS.
Rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dollar AS seiring dengan kenaikan yield obligasi pemerintah AS,” ujar Ariston. Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak melemah pada kisaran Rp 14.320 per dollar AS hingga Rp 14.350 per dollar AS, sementara potensi penguatan ke kisaran Rp 14.250 per dollar AS.