
PROSESNEWS.ID – Pasca insiden pengeroyokan yang terjadi di Pasar Sentral pada Sabtu malam (6/12/2025), kawasan yang biasanya ramai oleh warga yang menikmati suasana malam dan ngopi kini tampak lebih sepi dari biasanya.
Peristiwa berdarah tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengunjung maupun pedagang.
Dalam kejadian itu, seorang pria bernama Rion Kaluku menjadi korban pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh dua orang pelaku, yakni Apriyanto Ramadhan Runtu (34) dan Aksel Rorintulus (28).
Kaka kandung korban, Novaris Kaluku (60), yang juga menjadi saksi mata, menyampaikan kronologi kejadian kepada penyidik Polresta Gorontalo Kota.
Menurut Novaris, awalnya ia sedang menikmati waktu bersama korban dan keluarga yang baru tiba dari Jakarta. Mereka duduk santai sambil minum kopi di area Pasar Sentral.
“Awalnya kami duduk minum kopi. Tidak lama kemudian, adik saya (korban) pindah tempat duduk ke belakang booth untuk berbicara dengan temannya,” ungkap Novaris dalam kesaksiannya.
Namun situasi berubah drastis ketika tiga pria tak dikenal tiba-tiba datang dan memicu keributan. Tanpa banyak bicara, mereka langsung menyerang seseorang secara brutal.
Novaris yang awalnya hanya memperhatikan dari kejauhan sontak kaget ketika menyadari bahwa pria yang menjadi sasaran pengeroyokan tersebut adalah adik kandungnya sendiri.
Aksi kekerasan itu berlangsung cepat dan brutal. Salah satu pelaku bahkan terlihat menggunakan senjata tajam (lilang) jenis parang.
Mengetahui Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo sedang duduk tidak jauh dari lokasi kejadian, Novaris berusaha meminta pertolongan.
“Saya lari ke tempat duduk Pak Wali Kota dan Wakil Wali Kota untuk melapor,” tutur Novaris.
Kedua pimpinan daerah tersebut disebut kaget dan bahkan berteriak mencoba menghentikan aksi para pelaku. Namun, emosi para terduga pelaku yang memuncak membuat aksi pengeroyokan sulit diredam hingga akhirnya warga sekitar turun tangan melerai.
Korban Rion Kaluku kemudian dilarikan ke RS Multazam dalam kondisi berlumuran darah.
Pihak kepolisian merespons cepat insiden ini. Berdasarkan data yang dihimpun, dua terduga pelaku telah diamankan. Apriyanto Ramadhan Runtu diketahui merupakan nelayan asal Kelurahan Bugis, sementara Aksel Rorintulus berasal dari Manado.
Dalam sebuah video yang beredar di akun Snackviral.Gorontalo, Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea menyampaikan, insiden tersebut diduga berkaitan dengan unggahan korban di media sosial pada masa kampanye setahun lalu.
“Itu berawal dari kejadian satu tahun lalu waktu masa kampanye. Dan ketemunya nanti di Pasar Sentral. Karena Rion Kaluku ini mengatakan saya Pombolu dan Starky itu cuman nama anjing saya di Jakarta. Nanti ketemunya di Pasar Sentral,” terang Bapak UMKM Gorontalo ini.
Reporter: Sandri Mooduto












