PROSESNEWS.ID – Akan tidak mudah bagi Walikota Gorontalo Marten Taha yang kabarnya akan maju di pemilihan Gubernur, jika saja diperiode kedua ini, dua pecah kongsi bersama pasangannya, Wakil Wali Kota Gorontalo Ryan Kono.
Pecah kongsi bisa terjadi kepada semua Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Hampir rata-rata faktor penyebab terjadinya pecah kongsi adalah perbedaan partai politik. Bahkan, kemungkinan terjadi pada kurangnya hubungan emosional dari kedua pasangan.
Pecah kongsi diperiode pertama, menjadi pelajaran berharga buat Marten, dalam menjaga keharmonisan antar keduanya agar kepemimpinan mereka tidak retak diusia seumur jagung.
Diperiode kedua ini, justru hubungan mereka makin langgeng bahkan terlihat seperti antara seorang kakak dan adik. Atau mungkin lebih dari itu, ada juga yang menganggap bahwa mereka adalah pasangan sebagaimana seorang Ayah dan Anak.
“Saya dan Ryan sudah seperti Ayah dan Anak. Hubungan seperti ini yang selalu kami jaga, inilah yang membuat keharmonisan kami selalu baik, dalam memimpin Kota Gorontalo,”
“Periode pertama menjadi pelajaran buat saya. Agar periode kedua ini tidak retak. Matahari hanya ada satu, bukan dua, dan itu hanya ada di Kota Gorontalo,” tegas Dr. Marten Taha.
Umur yang begitu terpaut jauh, kadang membuat seseorang lebih saling menghormati satu sama lain. Merajut asa dengan menempatkan kepentingan masyarakat, menjadi nomor satu buat mereka.
“Jika pimpinan wilayah tidak menjaga keharmonisan, pasti ujungnya yan terdampak masyarakat, dan semua akan terhambat, kuncinya adalah saling menghormati dan komunikasi” kata Wakil Walikota Ryan Kono.
Penyebab Pecah Kongsi Menurut Akademisi
Pecah kongsi sudah lazim terjadi, kepada Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yang sama-sama berasal dari partai politik. Dua kemungkinan penyebab kepemimpinan daerah pecah kongsi. Faktor Internal dan Eksternal.
Kedua faktor ini bisa membuat retaknya hubungan. Mengapa tidak, dari sisi internal saja ada yang tidak memahami kewenangan, tugas dan fungsi sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah. Bisa juga disebabkan oleh Ketidakloyalan wakil kepada pimpinan.
Eksternal pun lebih kepada faktor pendukung, misalnya tim sukses, dan partai pendukung. Kepentingan dan kebutuhan pun pastinya akan dilengkapi oleh pimpinan daerah.
“Sebenarnya, yang paling membuat pecah kongsi ini, disebabkan oleh faktor eksternal, itu yang menjadi kendalanya,” kata Seorang Akademisi Gorontalo Dr. Ridwan Tohopi.
Berbeda lagi dengan pimpinan daerah Kota Gorontalo, dilihat dari kacamata manapun hubungan mereka sangat langgeng, bahkan sangat romantis dalam menjalankan tugas.
“Semua jabatan itu punya waktu, jalani amanah sesuai dengan Undang-Undang, jika ingin damai, tenang dalam bekerja. Dan saya menilai hal itu ada di kepemimpinan Marten dan Ryan saat ini,” jelas Ridwan.
Reporter : Reza Saad
PROSESNEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo telah menyelesaikan proses rekapitulasi hasil perhitungan suara…
PROSESNEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih peringkat…
PROSESNEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih peringkat…
PROSESNEWS.ID — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo, Irwan Hunawa, menyampaikan harapannya agar…
PROSESNEWS.ID – Pemerintah Kota Gorontalo menerima kunjungan dari Ombudsman RI perwakilan Gorontalo, Jumat (20/12/2024). Kunjungan…
PROSESNEWS.ID – Dana Insentif Fiskal (DIF) yang diterima Pemerintah Kota Gorontalo dari pemerintah pusat terbukti…