
PROSESNEWS.ID – Pemerintah Kota Gorontalo berhasil mempertahankan angka inflasi pada bulan April yang hanya sebesar 0,02 persen, meski kebutuhan pokok masyarakat meningkat tajam selama bulan puasa dan Idul Fitri.
Terkait hal ini, Marten Taha, Wali Kota Gorontalo, mengingatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar tidak terlena dengan penurunan angka inflasi di Kota Gorontalo. Ia mengatakan bahwa OPD tidak boleh lengah dalam menghadapi inflasi.
“Jangan sampai lengah. Inflasi ini layaknya Covid-19, kalau kita lengah kasus konfirmasi positifnya akan bertambah. Tapi, kalau kita memberikan perhatian serius, pasti akan terkendali kasus konfirmasinya,” tutur Marten.
Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Kota Gorontalo, Kaima Kamaru menyebut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo memiliki inflasi paling rendah dibandingkan dengan kota-kota lain di Sulawesi.
Hal ini disampaikan oleh Kaima Kamaru dalam agenda Video Conference Rakor Inflasi bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di Ruang Kerja Wakil Wali Kota.
“Sesuai dengan data yang kami terima dari BPS Provinsi Gorontalo, angka inflasi pada bulan April di Kota Gorontalo ada diangka 0,02,” beber Kaima.
Menurut Kaima Kamaru, intervensi seperti pangan murah, bantuan beras premium bekerja sama dengan Bulog, serta sidak terhadap harga bahan pokok, telah dilakukan untuk menekan inflasi di daerah.
Selain itu, pemerintah juga fokus pada strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.
Pihaknya juga membangun kerjasama dengan daerah penghasil untuk mempertahankan dan meningkatkan stabilitas harga.
“Tidak hanya itu, kami juga saat ini sementara membangun kerjasama dengan daerah penghasil. Karena itu adalah hal yang paling inti. Insya Allah dalam waktu dekat, penandatanganan kerjasamanya segera dilaksanakan,” jelas Kaima.
Reporter: Rijal Zulkarnaen











