
PROSESNEWS.ID – Di tengah derasnya arus teknologi dan informasi, kebiasaan membaca buku kadang kalah saing dengan layar gawai. Namun, di Gorontalo hadir sebuah ruang yang hangat sekaligus penuh inspirasi, yaitu Rumah Literasi Gorontalo. Tempat ini bukan hanya sekadar rumah untuk buku, tetapi juga rumah bagi siapa saja yang ingin belajar, berdiskusi, dan menemukan semangat baru dalam berkarya.
Rumah Literasi Gorontalo lahir dari rasa semangat: menghadirkan akses pengetahuan bagi semua kalangan. Di sini, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dapat menemukan berbagai bahan bacaan, mulai dari cerita rakyat, buku pelajaran, hingga literatur motivasi, bahkan terdapat buku bacaan dengan bahasa Arab. Selain itu hal yang paling menarik juga adalah suasana belajar di tempat ini terasa lebih akrab dan bersahabat dibandingkan ruang kelas formal karena selain ruang baca, rumah literasi Gorontalo memiliki cafe di depannya, sehingga lebih menambah daya tarik para pengujung yang bisa istirahat sejenak dari belajar sembari menikmari kopi dan camilan yang ada di tempat itu.
Anak-anak bisa membaca sambil duduk lesehan, remaja bisa berbagi cerita, sementara orang tua sering kali ikut mendampingi. Belajar pun menjadi kegiatan yang alami, tanpa tekanan, dan penuh kegembiraan.
Rumah Literasi Gorontalo tidak berhenti pada aktivitas membaca buku. Di sini, pengunjung juga dapat melakukan kegiatan kreatif seperti menulis puisi, mengerjakan tugas kuliah atau perkerjaan kantor yang belum selesai, bahkan bisa berdiskusi tentang isu-isu lokal bersama teman-teman, hingga belajar untuk persiapan tes beasiswa untuk pengunjung yang ingin mencari suasana tenang dalam belajar. Dengan begitu, literasi tidak hanya berhenti pada kemampuan membaca, tetapi berkembang menjadi keterampilan menulis, berpikir kritis, dan berkomunikasi.
Inilah yang membuat Rumah Literasi menjadi ruang tumbuh: setiap orang memiliki mimpi yang berbeda, tetapi setiap orang pasti ingin ketenangan, dan rumah literasi memberikan ruang tenang itu.
Apa yang dilakukan Rumah Literasi Gorontalo mungkin tampak sederhana: menyediakan buku, ruang baca, dan kegiatan belajar. Namun, jejak kecil inilah yang bisa menumbuhkan perubahan besar di masyarakat. Anak-anak yang terbiasa membaca akan lebih percaya diri, remaja yang terbiasa menulis akan lebih kritis, dan masyarakat yang terbiasa berdiskusi akan lebih terbuka terhadap gagasan baru.
Rumah Literasi Gorontalo membuktikan bahwa belajar tidak selalu harus di sekolah. Rumah, komunitas, bahkan ruang sederhana sekalipun bisa menjadi pusat pengetahuan asalkan ada semangat bersama untuk tumbuh.
Belajar di Rumah Literasi Gorontalo adalah pengalaman yang tidak hanya memperkaya pengetahuan tetapi di sana juga kita dapat bertemu dengan teman-teman baru serta dapat menumbuhkan semangat belajar. Sebab, ketika melihat ke kiri dan kenan, orang-orang sibuk untuk belajar maka kita pun pasti akan termotivasi dengan hal itu.
Seperti kata pepatah, membaca adalah jendela dunia. Dan lewat Rumah Literasi Gorontalo, jendela itu kini terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin melangkah menuju masa depan yang lebih cerah.













