
PROSESNEWS.ID – Demi mengejar cita-cita dan bisa mengakses pendidikan, sejumlah siswa di Desa Ayumolingo, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, terpaksa menyeberangi sungai setiap hari untuk pergi ke sekolah.
Kondisi ini terjadi setelah jembatan penghubung antar Desa Ayumolingo–Desa Molamahu ambruk akibat diterjang banjir.
Sejak jembatan tersebut rusak, para siswa harus menempuh jalur berbahaya demi bisa sampai di sekolah mereka, yakni SDN 15 Pulubala dan SMPN 14 Pulubala.
Salah satu orang tua siswa, Salma Mopangga, menceritakan perjuangan anaknya yang setiap hari harus melewati derasnya arus sungai hanya untuk bisa belajar di sekolah.
“Setiap hari anak saya dan siswa lainnya yang ada di dusun ini harus melewati sungai, karena jembatan yang ada sebelumnya ambruk akibat diterjang banjir besar beberapa waktu lalu,” kata Salma via telepon WhatsApp, Selasa (04/11/2025).
Menurut Salma, kondisi ini semakin membahayakan ketika hujan turun deras. Debit air sungai meningkat dan arus menjadi lebih kuat, sehingga banyak anak tidak berani berangkat ke sekolah.
“Di dusun (Onggamo) ini ada sekitar 50-an siswa. Jadi kalau seperti tadi pagi hujan deras, anak-anak kami tidak pergi ke sekolah karena tingginya debit air dan derasnya arus sungai,” sambungnya.
Ia menambahkan, sebenarnya ada jalan alternatif yang bisa dilalui, namun jaraknya sangat jauh dan hanya bisa diakses menggunakan kendaraan.
“Ada akses jalan lainnya, tapi harus menggunakan kendaraan, karena jauh sekali,” ungkap salah satu warga Desa Ayumolingo itu.
Hal senada disampaikan oleh warga lainnya, Nenang, yang berharap pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi dapat segera membangun kembali jembatan penghubung agar para siswa bisa bersekolah dengan aman.
“Semoga secepatnya diperbaiki, supaya anak kami bisa pergi ke sekolah. Tidak seperti hari ini, ketika hujan deras sejak pagi kemudian air sungai naik, sehingga anak-anak tidak bisa ke sekolah,” harap Nenang.














