
PROSESNEWS.ID – Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Erwin Ismail, tampil sebagai pemateri dalam agenda kepemudaan yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo di Aula Mess Haji Gorontalo, Kamis (13/11/2025).
Di hadapan lebih dari 50 pimpinan organisasi kepemudaan, Erwin membawakan materi bertajuk ‘Etika Kepemimpinan dan Persiapan Pemuda Menghadapi Perubahan Iklim Politik dan Sistem Pemilu’.
Di awal paparannya, putra sulung Gubernur Gorontalo itu menekankan, etika adalah fondasi yang tak boleh ditinggalkan oleh siapa pun yang ingin menjadi pemimpin.
“Etika kepemimpinan itu sama seperti moral. Etika itu rem. Rem bagi seorang pemimpin untuk tidak berbuat semaunya, tapi tetap sesuai aturan, membatasi dirinya dari ego atau kepentingan pribadi,” urainya.
Ia juga berbicara blak-blakan mengenai realitas dunia politik yang menurutnya tidak bisa hanya didekati dengan idealisme tanpa kesiapan konkret, terutama dari sisi finansial dan kemandirian ekonomi.
Ia menegaskan, pemuda yang ingin memasuki gelanggang politik harus lebih dulu memiliki penghasilan yang stabil.
“Tidak ada yang instan. Kalau punya skill bisnis, ya masuk bisnis, berpenghasilan dulu sambil memperluas jaringan. Kalau belum punya skill atau modal, kerja ikut abang-abang dulu, misalnya jadi tenaga ahli. Yang penting ada proses, sambil membaca peluang mendapatkan pundi-pundi rupiah,” tegasnya.
Menurutnya lagi, kesiapan finansial adalah syarat mutlak sebelum seseorang maju bertarung dalam kontestasi politik.
“Ketika waktunya siap, anggarannya ready, barulah bisa main di arena politik,” tambahnya.
Di hadapan para peserta, Ketua DPD Demokrat Gorontalo itu, secara jujur menggambarkan betapa keras dan mahalnya kompetisi demokrasi saat ini.
“Kita tidak perlu munafik. Pemilu 2024 ini yang paling brutal, cost politiknya tinggi. Dan saya bisa pastikan, 2029 nanti bakal lebih brutal,” tegasnya.
Mengakhiri materinya, politisi muda itu mengingatkan, hanya mereka yang benar-benar siap secara mental, kemampuan, dan finansial, yang akan mampu bertahan dan menang.
“Only the Strong, hanya yang kuat yang akan menang,” pungkasnya.














