PROSESNEWS.ID – Sebagai pelaku usaha kuliner, menentukan produk apa yang ingin dijual saja tidaklah cukup. Kita juga perlu memikirkan desain kemasan yang menarik. Tujuannya agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang kita jual. Itulah mengapa memikirkan desain kemasan sama pentingnya dengan menentukan apa yang ingin kita jual.
Hal yang sama juga berlaku bagi pemilik gerai kuliner. Memerhatikan lokasi dan bentuk bangunan yang kita pakai berjualan, memiliki peran penting pula dalam menarik perhatian calon pembeli untuk singgah.
Sayangnya, pemahaman perihal ini masih kerap diabaikan para pelaku industri kreatif di beberapa daerah. Sehingga muncul gagasan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dalam meluncurkan program BEDA’KAN dan BEGERAK, yang bertujuan untuk membantu pelaku ekonomi kreatif pada subsektor kuliner.
BEDA’KAN adalah singkatan dari “Bedah Desain Kemasan”, yaitu program peningkatan kualitas kemasan produk. Sesuai dengan namanya, program ini diselenggarakan untuk membantu para pelaku usaha kuliner guna mendapatkan pemahaman bagaimana mengemas produk dengan baik dan menarik.
Setiap peserta program BEDA’KAN diberikan pemahaman pentingnya suatu kemasan produk pada sektor kuliner. Setiap pelaku usaha kuliner diajarkan cara mendesain kemasan dengan kreatif, sekaligus mengemas produk dengan lebih menarik dan higienis.
Menariknya program BEDA’KAN diberikan langsung oleh para digital branding dan desain grafis yang memang ahli di bidangnya, yaitu kolaborasi Kemenparekraf/Baparekraf dengan ADGI (Asosiasi Desainer Grafis Indonesia).
Lantas apa itu BEGERAK? BEGERAK adalah kependekan dari Bedah Gerai Kuliner. Singkatnya, BEGERAK merupakan program Kemenparekraf/Baparekraf yang memberikan bantuan bagi para pelaku ekonomi kreatif di subsektor kuliner dalam bentuk revitalisasi. Program BEGERAK akan melakukan rebranding di beberapa tempat usaha atau gerai kuliner.
BEGERAK dilakukan dalam bentuk edukasi praktik branding sekaligus desain grafis gerai, hingga menentukan desain interior yang pas dan menarik. Bukan hanya dari sisi desain dan produk kulinernya saja, BEGERAK juga menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) dalam setiap gerai kuliner yang direvitalisasi.
Dalam menjalan program BEGERAK, Kemenparekraf/Baparekraf dibantu para desainer lokal dan tim ahli dari tiga asosiasi profesi desain interior (Himpunan Desain Interior Indonesia/HDII), arsitek (Ikatan Arsitek Indonesia/IAI), dan desain grafis (Asosiasi Desainer Grafis Indonesia/ADGI).
Pencapaian Program BEDA’KAN dan BEGERAK
Program BEDA’KAN dan BEGERAK sudah dilakukan di 5 Destinasi Super Prioritas (Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo) serta Bali.
Bahkan program BEDA’KAN telah memasuki masa kurasi batch 6 yang diperuntukkan bagi para pelaku ekonomi kreatif di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Dari proses kurasi ini para pelaku usaha kuliner di Labuan Bajo mendapatkan bantuan hibah desain dan kemasan, sekaligus stimulus redesign agar memiliki kemasan profesional, higienis, dan memiliki ciri khas lokal yang kuat.
Proses kurasi pun dilakukan oleh pihak yang memang ahli di bidangnya. Di antaranya Komang Ayu (Sub Koordinator Desain Komunikasi Visual, Kemenparekraf/Baparekraf), Amir Hamzah (Sub Koordinator Arsitektur dan Desain Interior, Kemenparekraf/Baparekraf), Ify Bustami (Pakar Bisnis), Wedges Aria Yuda STP (Pakar Kuliner), serta Kabid Ekraf dan Dinas setempat.
Sementara itu untuk program BEGERAK yang dilakukan tahun lalu telah diselenggarakan di 2 destinasi, yaitu Bali dan Labuan Bajo. Program BEGERAK di Bali telah membantu 15 pelaku usaha kuliner. Sedangkan di Labuan Bajo ada 16 pelaku usaha kuliner yang dibantu melakukan rebranding dan revitalisasi.
Harapannya dengan adanya program BEDA’KAN dan BEGERAK dapat memulihkan semangat para pelaku usaha kuliner di Indonesia agar dapat menarik perhatian konsumen dan mengembangkan usahanya. Sehingga ke depannya dapat meningkatkan perekonomian sekaligus pendapatan para pelaku ekonomi kreatif di subsektor kuliner. (**)