PROSESNEWS.ID — Perang melawan stunting di Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus dilakukan. Di bawah kepemimpinan Dr. Andi Muhammad Yusuf, trend stunting di Buteng terus mengalami penurunan. Hasil pengukuran tahun 2023 di bulan Agustus, menunjukan persentase stunting di Buteng 17,4% menurun dari tahun 2022 yang berada diangka 22,4%.
Tak puas sampai di situ, Andi Muhammad Yusuf, kemudian membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat desa/kelurahan. Selain itu, Pj Bupati juga menunjuk Bapak/Bunda Asuh Stunting di masing-masing kecamatan dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Usaha memang tidak mengkhianati hasil, setelah beberapa bulan saja, angka stunting di Buteng mengalami penurunan kembali. Angka ini disampaikan oleh Kadis Kesehatan, Kasman, saat rapat bersama Forkopimda di Aula Sekretariat Daerah Buton Tengah pada Selasa (24/10/2023).
“Alhamdulillah sesuai kesepakatan kita bersama saat rembuk stunting tingkat kabupaten beberapa waktu lalu, fokus penguatan posyandu kelurahan/desa lebih ditingkatkan rupanya membuahkan hasil,” ujar Kasman, saat memaparkan sejumlah data penurunan stunting.
“Untuk kita sandingkan data SSGI dan EPPGBM tahun 2021 angka stunting kita berada di angka 42,7%, tahun 2022 turun menjadi 41,6% dan tahun 2023 yang diukur real di posyandu sebanyak 8.699 orang dan ditemukan yang stunting ada hanya 1.369 orang. Dari sini dapat disimpulkan kalau data stunting kita berkurang lagi dan berada diangka 15,7%,” tambahnya Kasman.
Dengan angka tersebut, Kasman menyebut, tren positif penurunan stunting di Buteng terus membaik. Hal itu tidak terlepas dari kerjasa semua pihak seperti TPPS yang telah dibentuk, baik dari desa hingga kelurahan serta peran dari Bapak/Bunda Asuh Stunting dan anggota TNI/Polri yang terlibat secara penuh.
Penanganan stunting, jelas Kasman, tidak ubahnya seperti menangani Covid-19 lalu. Semua dapat dilalui hanya jika semua komponen daerah bergerak bahu-membahu menyelesaikan akar masalahnya.
“Ketika kita bergandengan tangan semua, diakhir tahun 2023, angkanya hanya tinggal 15,7% yang mana sebelumnya kita berada di angka 22,4 lalu 17,4 dan sekarang 15,7 dan ini langkah yang luar biasa,” ungkapnya.
Jika terus konsisten dengan capaian yang telah dilakukan sekarang, masih kata Kasman, bukan perkara yang mustahil jika angka 14% seperti yang menjadi target pemerintah pusat akan tercapai.
Padahal, langkah itu hanya baru dilakukan di beberapa kecamatan dan desa saja, akan tetapi telah menunjukan perkembangan yang luar biasa bagusnya.
“Mudah-mudahan ini bisa diikuti oleh semua kecamatan dan desa. Jika ini dirutinkan, persentase yang ditargetkan oleh pemerintah, mungkin tahun ini sudah bisa kita capai,” bebernya.
Meski begitu diakui Kasman, masih ada beberapa data stunting di beberapa kecamatan dan desa yang harus mendapat perhatian.
Saat ini, pihaknya terus melakukan interfensi spesifik penanganan stunting. Mulai dari sekrening anemi pada remaja putri melakukan penyediaan bahan formula gizi buruk.
“Dan ini sudah kita kerjasama dengan rumah sakit. Manakala ada balita yang stunting dan perlu ditindaklanjuti akan segera dibantu dan ini sudah jalan,” bebernya.
Salah satu rumah sakit yang dipercaya kerjasama adalah Rumah Sakit Wahidin yang ada di Kota Makassar. Sejauh ini data atau sampel balita yang dikirim ke rumah sakit tersebut telah mencapai 558 orang.
“Alhamdulillah dari total sampel balita yang dikirim, semuanya negatif. Untuk mendukung itu juga sejumlah tenaga kesehatan khususnya dokter sudah mendapat pembekalan dari pusat atau kementerian untuk penanganan stunting,” terangnya.
Berikut data stunting tahun 2023 di setiap kecamatan (data EPPGBM):
1. Kecamatan Gu, jumlah balita yang diukur sebanyak 1227, jumlah stunting 102 orang (8,3%).
2. Kecamatan Lakudo, jumlah balita yang diukur 2117, jumlah stunting 336 orang (17,3%).
3. Kecamatan Mawasangka, jumlah balita yang diukur 2621, jumlah stunting 434 orang (16,6%).
4. Kecamatan Mawasangka Tengah, jumlah balita yang diukur 1244, jumlah stunting 250 orang (20,1%).
5. Kecamatan Mawasangka Timur, jumlah balita yang diukur 371, jumlah stunting 67 orang (18,1%).
6. Kecamatan Sangiawambulu, jumlah balita yang diukur 363, jumlah stunting 78 orang (21,5%).
7. Kecamatan Talaga Raya, jumlah balita yang diukur 756, jumlah stunting 72 orang (9,5%).
Total keseluruhan sampel balita yang diukur berjumlah 8.699 orang dengan jumlah stunting sebanyak 1.369 orang atau persentase angka 15,7.
Reporter: Win