Penulis : Helmi Rasid
PROSESNEWS.ID, OPINI – Jika tak ada hambatan, Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang akan berlangsung 2024 akan berlangsung. Kepala Daerah yang sudah berakhir masa jabatan di 2 periode, mau tidak mau harus segera mempersiapkan kuda-kuda untuk ikut bertarung. Terkecuali, tidak akan berkiprah lagi di eksekutif.
Setidaknya ada 3 Kepala Daerah yang sudah akan berakhir masa jabatan dua periode. Ada Bupati Bone Bolango Hamim Pou dan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo serta Wali Kota Gorontalo Marten Taha.
Dari 3 Kepala Daerah ini, dua di antaranya belum terlalu nampak untuk ikut bertarung di Pilgub. Berbeda dengan Marten Taha, yang sudah mulai ‘bergeliria’ masuk ke daerah-daerah. Meskipun kunjungan itu, baru sebatas penyerahan bantuan sosial. Namun, sebagai politisi, semua ada nilai positif. Sepertihalnya yang dilakukan di beberapa daerah.
Sementara Nelson Pomalingo, masih terlihat malu-malu untuk menyatakan sikap untuk bertarung di Pilgub mendatang. Dan Hamim Pou masih merasa belum percaya diri mengambil sikap ikut bertarung. Sebab, wacana Rachmat Gobel yang bakal ikut mencalonkan diri di Pilgub, seakan membuat Hamim tak percaya diri.
Jika Rachmat Gobel turun gunung, ikut meramaikan bursa Pilgub, Hamim Pou hanya ada dua pilihan. Maju di Legislatif Daerah atau pusat.
Ada pepatah yang mengatakan, siapa cepat dia dapat. Bisa jadi pepatah itu yang memotivasi Marten Taha. Tak bisa di pungkiri juga, garis tangan tuhan menentukan siapa yang beruntung menjadi Gubernur Gorontalo mendatang. Namun, dari sejarah perjalanan politik Marten Taha, keberuntungan selalu berpihak pada dirinya.
Untuk Pilgub mendatang, akankah keberuntungan itu masih berpihak pada Marten Taha atau tidak, semua itu akan dibuktikan di 2024. Dalam duel 3 Kepala Daerah nanti, perlu di waspadai gerakan senyap dari politisi-politisi lain. Sepertihalnya, Elnino Mohi dan Idah Syahidah serta Syarif Mbuinga.