PROSESNEWS.ID – Belum lama ini, Elnino M Husein Mohi merilis sebuah catatan kecil melalui laman media sosial Facebook. Catatan tersebut secercah pengalaman dirinya saat menjadi wartawan.
Dalam ulasan singkat tersebut, dirinya mengulas tentang bagaimana menjadi seorang pewarta yang baik. Sebab pengalaman dunia jurnalistik lah banyak memberinya pengalaman.
Simak tulisan singkat Elnino Mohi yang kini sudah menjadi anggota DPR RI.
Setelah belajar berfikir dan menulis sekian lama di Bogor dari Ka Suharso Monoarfa, saya terjun ke dunia jurnalistik, jadi wartawan Harian Gorontalo, dan kembali belajar meliput dan menulis gaya jurnalistik dari beberapa orang; bos saya sendiri Hamim Pou, Iing Casdirin, Ardy Mahdang (alm), Haji Lala, serta belajar informal dari senior Katamsi Ginano.
Yang paling saya ingat adalah doktrin bahwa “wartawan tidak boleh salah sekecil apa pun”, dan “wartawan adalah pengganti rasul”. Penjelasannya begini;
Rasul adalah messenger (penyampai pesan). Wartawan juga begitu. Rasul bertugas menyampaikan pesan Allah kepada manusia tanpa tendensi pribadi/ego-nya sendiri. Juga, menyampaikan pesan kepada Allah apa adanya (berdoa) untuk kemaslahatan manusia.
Wartawan menyampaikan pesan dari pemangku kewenangan kepada khalayak, dan apa yang terjadi di khalayak kepada pemangku kewenangan dan publik. Jika pesan keliru, maka si wartawan berdosa besar (walaupun tak sebesar dosa nabi palsu). Jika pesannya benar, maka wartawan dapat pahala (walaupun tak sebesar pahala rasul).
Artinya, wartawan tidak boleh salah satu huruf pun, satu spasi pun, satu titik sekali pun. Harus benar. Wajib. Disiplin ketat.
Belasan tahun kemudian, sy prihatin dengan adanya beberapa orang yg mengaku sebagai wartawan tetapi berita yang dibuatnya jauh dari ‘benar’, cenderung asal²an, bahkan kadang kalimatnya pun tidak dapat dimengerti.
Itu pertanda bahwa sy gagal mengkader bbrp jurnalis, walaupun banyak juga yg menjadi jurnalis keren.
Sebagai penyemangat para junior saya di dunia jurnalistik; Ketahuilah… Ir. Sukarno adalah wartawan/kolumnis, begitu juga Hatta, M Yamin, dll pendiri Republik.
Di Gorontalo, bbrp wartawan kemudian menorehkan namanya di blantika sejarah politik, seperti M.K. Dalanggo, Nizam Dai, Iwan Bokings, Anwar Haras, David Bobihoe, Indra Yasin, Hamim Pou, dan masih banyak lagi pentolan berbagai parpol yang akarnya ada di dunia jurnalistik.
Bangga jadi wartawan, lebih bangga lagi jadi wartawan yang benar, tidak yang abal-abal.
Enlino Mohi Mantan Wartawan Senior (Anggota DPR RI)
PROSESNEWS.ID - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Gorontalo memetakan potensi kerawanan di Tempat Pemungutan…
PROSESNEWS.ID – Hasil survei terbaru mengenai preferensi pemilih dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Gorontalo 2024 menunjukkan bahwa…
PROSESNEWS.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pohuwato menggandeng Aparatur Sipil Negara (ASN), termasuk para camat…
PROSESNEWS.ID - Seleksi terbuka untuk pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gorontalo…
PROSESNEWS.ID, BOALEMO - Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Boalemo Helmi Rasid, mengaku kecewa dan merasa…
PROSESNEWS.ID - Polresta Gorontalo Kota meluncurkan Gugus Tugas Ketahanan Pangan Nasional Polri, Rabu (20/11/2024). Program…