PROSESNEWS.ID – Pemerintah Provinsi Gorontalo menggelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) bersama Pemkab Gorontalo, Kamis (13/2/2020).
Terungkap, Pemerintah Provinsi Gorontalo mengalokasikan anggaran sebesar Rp 124 Miliar untuk daerah yang dipimpin Bupati Nelson Pomalingo itu. Sedangkan kucuran APBN senilai Rp 298 Miliar.
Sejumlah program strategis juga diusulkan Pemkab Gorontalo, di antaranya, Pelabuhan Bilato sebagai lokasi pelabuhan baru, Kawasan Industri Pulubala-Bilato, pengembangan Rumah Sakit MM Dunda Limboto serta Kawasan Geopark Danau Limboto.
Pada kesempatan itu, Gubernur Rusli Habibie mengapresiasi program Pemkab Gorontalo yang dicanangkan Bupati Nelson Pomalingo. Bahkan, dia ingin program yang dipaparkan tersebut dapat berlanjut 5 tahun kedepan.
“Tadi saya katakan, saya khawatir karena begitu bagusnya program pak Nelson, capaian-capaian program selama 5 tahun, ini kalau enggak ada yang lanjutkan,” jelas Gubernur Rusli Habibie.
Bagaimana tidak, selama ini jika terjadi pergantian kepala daerah maka program juga akan berganti dan butuh penyesuaian ulang. Akibatnya, program yang disusun menjadi tidak berkelanjutan.
“Ini ‘kan programnya sudah bagus. Pak Nelson itu akademisi, politisi yang sudah berkecimpung di pemerintahan. Sudah profesor lagi, saya rasa beliau sangat profesional,” kata Rusli.
Terpisah, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo menyebut visi pemerintahannya yakni Mewujudkan Kabupaten Gorontalo Gemilang Menuju Masyarakat Madani. Visi itu dijabarkan dalam 3 tahap yakni Era Mantap 2016-2020, Era Mandiri 2021-2025 dan Era Madani 2026-2030.
“Periode ini kami sebut Era Mantap, yakni memantapkan program pemerintahan sebelumnya menuju masyarakat mandiri Insya Allah 2021-2025. Jadi visi kami masyarakat madani itu nanti 2030 siapa pun bupatinya. Jadi tidak berarti saya ingin jadi bupati 3 periode,” jelas Nelson.
Dengan prioritas program di bidang SDM, infrastruktur dan lingkungan serta pertanian terpadu dan ekonomi kreatif, banyak indikator makro ekonomi yang meningkat. IPM yang sebelumnya 63,63, sekarang 66,62. Kemiskinan dari 21,8% menjadi 18,6%.
“Yang menggembirakan adalah investasi. Dari tahun 2015 hanya Rp 150 Miliar, tahun lalu Rp 1,5 Triliun. Investasi kita melebihi jumlah APBD kita sehingga dana di Gorontalo tidak saja dana pemerintah tapi swasta juga ikut berkembang,” katanya. (Ads)