PROSESNEWS.ID – Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Yanti, mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan, dari salah seorang oknum Jaksa di Kejaksaan Negeri (Kejari), Kabupaten Pohuwato, belum lama ini.
Diceritakan Yanti, perlakuan tak menyenangkan itu diterimanya, saat Ia menghadiri sidang puterinya yang menjadi korban pencabulan di Kantor Kejari Pohuwato. Rabu, (14/04/2021).
Saat itu dirinya bersama 3 orang saksi, di antar pihak Jaksa di ruang tamu Kejari Pohuwato, sembari menunggu pihak Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), sebelum sidang dimulai.
Peristiwa tidak menyenangkan itu sendiri, bermula dari saksi bernama Mutia Latif yang masih berumur 15 tahun, yang sedang makan dan tidak berpuasa, lantaran datang bulan (Haid).
Ceritanya, waktu sedang makan itu, saksi Mutia menutup pintu ruangan. Tujuannya, agar tidak dilihat oleh orang-orang. Dan itu kata Yanti, dilakukan Mutia karena menghargai orang-orang sekitar yang sedang berpuasa.
Tak lama kemudian, datanglah oknum Jaksa inisial SR, langsung masuk tanpa permisi ke dalam ruangan tersebut, dan langsung saja melontarkan pertayaan dengan nada kasar kepada saksi Mutia yang saat itu sedang makan.
“Tiba-tiba langsung memarahi anak-anak di dalam ruangan, saat itu saksi Mutia bersama anak saya di dalam ruangan itu,” kata Yanti kepada Prosesnews.id, Minggu, (18/04/2021).
“Puasa gak, Islam gak, dengan gaya arogan (sombong),”cerita Yanti, mencontohkan sikap oknum jaksa, ketika bertanya dengan nada kasar terhadap anak-anak.
Merasa terhina dan dipermalukan, pada saat itu juga, spontan Yanti memberanikan diri, menjawab dengan sedikit menentang atas sikap dan pelayanan yang diperlihatkan oleh oknum Jaksa tersebut.
“Saya jawab kepada bapak itu, anak ini sementara datang bulan, makannya tidak puasa. Dan mereka sudah tidak tahan, karena bolak-balik ke sana kemari. Tapi, beliau balik menyalahi saya,”ujar Ibu Korban Pencabulan ini.
Merasa terhina dan dipermalukan atas sikap oknum jaksa itu pun, Yanti bersama saksi yang ikut bersamanya itu pun, memutuskan untuk ke luar dan meninggalkan ruangan pada saat itu pula.
“Saya sudah tidak tahan di dalam dan anak-anak juga sudah ketakutan dengan suara kasar seperti itu. makannya mereka saya ajak ke luar, biar nanti menunggu dari luar saja. Kerena di dalam kami sudah tidak enak lagi,”tuturnya, sembari menitihkan air mata.
“Kalau misal bapak itu puasa, kenapa tidak mampu mengontrol emosi, apa gunanya puasa. Apakah wajar seorang berpendidikan, apalagi Jaksa, memperlihatkan sikap seperti itu?,”kata Yanti penuh tanya, melampiaskan kekecewaannya.
Hingga berita ini diterbitkan, Awak media ini belum dapat tersambung dengan pihak Kejari Pohuwato.
Reporter : Iskandar Badu