
PROSESNEWS.ID – Baru-baru ini, Pengurus Besar Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo (PB HPMIG) di bawah kepemimpinana Refa Koniyo melontarkan kiritik terhadap Pemprov terkait perbaikan asrama yang tak kunjung ada kejelasan.
Alih-alih mengaung, justru kiritik yang dilayangkan oleh PB HPMIG jadi pukulan balik. Hal ini disorot oleh salah satu Pengurus HPMIG Cabang Manado, Fahzyat Thaib. ia menjelaskan, janji perbaikan asrama Gorontalo itu lebih dulu diucapkan oleh Ketum PB saat pertama kali memberi sambutan.
Menurutnya, janji Refa Koniyo yang akan menyalurkan bantuan dana kepada asrama mahasiswa Gorontalo di berbagai daerah, termasuk Asrama Huyula Manado, hingga kini tidak pernah terealisasi, Minggu (24/8/2025).
“Kami sudah menunggu cukup lama, tapi faktanya janji itu tidak pernah terbukti. Jika memang tidak mampu menepati komitmen, sebaiknya Refa Koniyo mundur dari jabatannya, karena tidak becus mengurus organisasi,” tegasya.
Ia menambahkan, kegagalan memenuhi janji bantuan dana ini mencerminkan lemahnya kepemimpinan PB HPMIG saat ini. Lebih jauh, ia menilai organisasi mahasiswa terbesar asal Gorontalo itu kehilangan arah dan gairah perjuangan.
“PB HPMIG hari ini seperti mati suri. Tidak ada program nyata yang menyentuh mahasiswa di perantauan. Padahal, mahasiswa Gorontalo di berbagai daerah membutuhkan wadah perjuangan dan perhatian serius, bukan hanya retorika kosong,” ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat itu menegaskan, asrama mahasiswa bukan sekadar tempat tinggal, melainkan simbol perjuangan dan pusat pembinaan kader bangsa. Ketika organisasi induk tidak hadir dengan dukungan nyata, hal ini menunjukkan ketidakpekaan PB terhadap kebutuhan mahasiswa.
“Mahasiswa perantau butuh keberpihakan, bukan sekadar janji manis. Kalau tidak sanggup memimpin, lebih baik memberi ruang kepada kader lain yang punya komitmen untuk berkontribusi untuk organisasi ini,” pungkasnya.












