
PROSESNEWS.ID – Provinsi Gorontalo kembali menorehkan capaian positif dalam kinerja investasi. Sepanjang Triwulan III tahun 2025, realisasi investasi daerah ini mencapai Rp1,496 triliun, atau meningkat 32,23 persen secara tahunan. Angka tersebut menyumbang 29,7 persen dari target investasi nasional tahun ini.
Capaian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas dunia usaha di Gorontalo terus tumbuh ke arah yang positif. Tak hanya nilai investasi yang meningkat, realisasi pada periode ini juga berhasil menyerap 945 tenaga kerja langsung.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Gorontalo, Sultan Kalupe, menegaskan pentingnya memastikan agar capaian investasi benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Dalam pencapaian target itu yang paling penting tidak hanya dari segi angka tapi juga dari segi investasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Itu yang selalu kami tekankan kepada setiap investor atau pelaku usaha yang akan berinvestasi di Gorontalo. Bahwa investasi ini memiliki dampak yang positif khususnya dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan, dan memastikan investasi yang masuk merupakan investasi yang berkelanjutan sehingga memberikan manfaat dari segi pengembangan sumber daya manusia di Gorontalo,” jelas Sultan.
Pada periode ini, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp1,407 triliun atau 94,09 persen dari total investasi. Angka tersebut jauh melampaui Penanaman Modal Asing (PMA) yang tercatat Rp88,5 miliar. Fakta ini menunjukkan semakin kuatnya peran pelaku usaha lokal dalam menggerakkan roda ekonomi daerah.
Meski porsi PMDN mendominasi, kontribusi investasi asing tetap signifikan. Amerika Serikat tercatat sebagai negara asal investor terbesar dengan nilai investasi Rp50,7 miliar (57,31%), disusul Tiongkok Rp15,3 miliar (17,28%), Jepang Rp10,2 miliar (11,56%), Singapura Rp8,7 miliar (9,88%), dan Belanda Rp1,41 miliar (1,60%).
Jika dilihat berdasarkan wilayah usaha, Kabupaten Pohuwato mendominasi realisasi investasi Triwulan III 2025 dengan capaian Rp1,326 triliun (88,68%). Posisi berikutnya diikuti oleh Kabupaten Bone Bolango Rp71,1 miliar (4,75%), Kabupaten Gorontalo Rp35,9 miliar (2,40%), Kabupaten Gorontalo Utara Rp29,7 miliar (1,98%), Kota Gorontalo Rp24,8 miliar (1,65%), dan Kabupaten Boalemo Rp7,9 miliar (0,53%).
Dari sisi sektor, industri logam dasar masih menjadi primadona dengan nilai investasi mencapai Rp918,9 miliar (61,42%), diikuti pertambangan Rp392,6 miliar (26,24%), listrik, gas, dan air Rp42,1 miliar (2,81%), perdagangan dan reparasi Rp28,5 miliar (1,91%), serta tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan Rp25 miliar (1,67%). Struktur ini menunjukkan basis ekonomi Gorontalo yang semakin beragam dan tidak hanya bergantung pada satu sektor utama.
“Dengan capaian kumulatif Januari–September 2025 mencapai Rp4,053 triliun atau 80,58% dari target tahunan, kami optimistis target investasi Rp5,03 triliun sepanjang tahun 2025 akan tercapai. Momentum positif ini akan terus diperkuat dengan penyederhanaan regulasi, percepatan layanan perizinan, dan penguatan daya saing nasional,” tambah Sultan.
Sultan juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku usaha atas kolaborasi yang baik dalam pelaporan kegiatan investasi.
“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bapak dan Ibu Pimpinan perusahaan untuk sinergi dan kolaborasi yang terjalin dengan sangat baik dalam menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) melalui sistem OSS-RBA. Dalam mendukung penyelenggaraan perizinan berusaha yang semakin cepat, harapannya penguatan sistem dapat terus ditingkatkan, termasuk melalui kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Sebagai contoh, percepatan integrasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) digital ke dalam sistem OSS-RBA. Saya meyakini dengan kolaborasi yang ada, iklim investasi bisa terus meningkat,” tegasnya.













