PROSESNEWS.ID – Puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Gorontalo menggelar aksi protes di depan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo, Selasa (17/09/2024).
Aksi ini dilakukan sebagai respons terhadap kasus bullying yang menimpa salah satu siswa SMK 1 Gorontalo, yang dinilai belum mendapatkan penyelesaian.
Koordinator Lapangan (Korlap), Risman Yusuf, dalam orasinya menyoroti lemahnya pengawasan di sekolah, yang menyebabkan insiden miras dan kekerasan terjadi.
“Bagaimana bisa di sekolah mereka bawah miras tanpa ada pengawasan dari pihak sekolah,” ungkap Risman.
Sementara itu, Ketua Umum PW KAMMI Gorontalo, Rifaldi Halang, menuntut agar Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMK 1 Gorontalo dicopot dari jabatannya. Hal ini lantaran pernyataan kontroversial yang dianggap meremehkan kasus bullying dan miras di sekolah tersebut.
“Bagaimana bisa miras dan dugaan kekerasan terjadi di sekolah, tapi malah dianggap sebagai hal yang sepele dan disebut kreativitas,” tegas Rifaldi.
Merespons tuntutan massa, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo, Rusli W. Nusi berjanji akan segera menyelesaikan kasus ini.
Ia menyatakan akan mengambil langkah cepat untuk menuntaskan persoalan yang dianggap tidak pantas ditoleransi di lingkungan pendidikan.
“Kami berterima kasih atas perhatian teman-teman mahasiswa. Dalam satu atau dua hari ke depan, kasus ini akan kami dalami dan segera ada keputusan,” ujarnya.
Adapun tuntutan dari KAMMI Gorontalo dalam aksi tersebut adalah sebagai berikut:
- Meminta Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo untuk menyelesaikan kasus bullying/kekerasan dalam satu pekan.
- Copot Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo apabila tidak mampu menyelesaikan kasus selama satu pekan.
- Copot Wakasek SMKN 1 Gorontalo
- Meminta dinas pendidikan untuk membentuk satgas menyelesaikan persoalan di setiap sekolah.
- Mendorong Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo untuk keluar dari urutan ke tiga rendah dengan akses pendidikan.
Reporter: Pian N Peda