Catatan : Drs. H. Sun Biki, M.Ec.Dev
Anggota Badan Anggaran DPRD Provinsi Gorontalo
Fraksi Partai Golkar
BEBERAPA hari ini, rakyat Gorontalo, khususnya adik-adik mahasiswa, sedikit resah dengan adanya kebijakan pimpinan daerah ini, yang telah merasionalkan atau kata lainnya me nol kan bantuan beasiswa mahasiswa dari APBD Prov. Gorontalo Tahun Anggaran 2020.
Sepintas lalu, tampaknya kebijakan ini kurang berpihak kepada adik-adik mahasiswa yang nota bene juga isi kantongnya terkena imbas pandemi Covid 19. Betapa tidak, mereka tidak merasa “resah”, karena semula setelah bolak balik, mereka mengurus dan melengkapi berkas persyaratan untuk memperoleh beasiswa, tapi berita terakhir bantuan beasiswa ini, telah di nol kan.
Mestinya jika apa latarbelakang kebijakan ini, tersosialisasi dengan baik, pasti adik-adik mahasiswa akan memahami, dan pada giliran nya akan Sami’na wa ata’na atas kebijakan yang tidak populer ini.
Sebenarnya pada saat menerima DIPA Tahun Anggaran 2020, dari tangan Presiden RI Jokowi, Gubernur Rusli Habibie, hatinya sedang berbunga-bunga, karena dana transfer kita tahun ini ketambahan 200 miliar. Tapi Allah menghendaki lain, tahun ini, semua negara di dunia mendapat cobaan yang berat, Covid 19 yang tidak saja berdampak pada masalah kesehatan, tetapi imbasnya telah meluluh lantakkan sendi-sendi kehidupan ekonomi keuangan sosial, budaya, semua bangsa di dunia.
Kondisi ini telah mengakibatkan Pemerintah Pusat memangkas dana transfer Gorontalo 200 miliar dan Pendapatan daerah kita, 150 miliar. Akibatnya APBD kita, yang semula sekitar 2 Triliun, tekor dan berkurang sekitar 350 miliar.
Menindak lanjuti kondisi defisit 350 miliar public expenditure ini, Pemprov segera melihat dan mengkaji item-item program kegiatan apa yang masih bisa di rasionalkan, dan di tunda pelaksanaanya. Maka berdasarkan panduan SKB Mendagri dan Menkeu, selain merasionalkan sejumlah belanja modal, belanja infra struktur, Perjalanan Dinas, belanja makan minum, serta overhead cost, mau tidak mau pemprov, dengan sangat terpaksa menunda atau merasionalkan belanja beasiswa meskipun hal ini, berimbas pada menurunnya presentasi belanja pendidiksn yang mestinya 20 %.
Sebagai anggota Badan Anggaran, dan banyak mempelajari jalan pikiran Gubernur Rusli Habibie, saya sangat yakin, ia sangat mencintai rakyatnya, buktinya, dana beasiswa ini, selama periode Rusli Habibie jadi Gubernur terus dianggarkan. Tetapi kondisi negara dan daerah yang tidak normal, tidak ada pilihan kebijakan yang harus di ambil, selain memangkas beasiswa itu meskipun merupakan hal yang sangat tidak populer guna menutup tekornya dana yg 350 miliar.
Postur anggaran kita yang tergantung pada dana transfer, tidak memberi peluang untuk mencari sumber-sumber lain yang bisa di pangkas. Apalagi keharusan menjaga belanja MENGIKAT yaitu gaji yang tidak boleh tidak, harus tetap tersedia. Sebab jika gaji ini bisa tidak terbayarkan nanti apa kata dunia.
Hari-hari ini kas kita harus ada stanf by dana paling tidak 90 miliar. Apalagi pada akhir tahun 2019 lalu, Rusli Habibie telah berusaha mempertahankan 4235 tenaga PTT/Honor yang jumlah gajinya setahun sekitar 145 miliar. Belum lagi 3 tahun lalu pemprov beroleh pelimpahan tanggug jawab guru-guru SMA/SMK yang pada waku itu, APBD Provinsi Gorontalo mengalami defisit 235 miliar, akibat harus membayar gaji guru-guru SMA/SMK yang di alihkan dari Kab/Kota, hanya personilnya yang di alihkan, sementara gajinya tetap di Kab/Kota.
Oleh sebab itu, jika ditanya isi hatinya Gubernur yang tiap harinya terus mendatangi rakyatnya, dengan memberikan bantuan, itu di lakukan semata-mata hanya untuk memastikan jangan sampai ada rakyatnya yang tidur, dalam keadaan lapar karena tidak makan.
Jika ada pertanyaan, apakah memang beliau tidak mencintai adik-adik mahasiswanya di daerah ini ?? pasti kita bisa menjawab bahwa pada saat darurat seperti ini, tidak ada pilihan.
Kebijakan meskipun tidak populer sudah harus diambil dan dilaksanakan, guna menjamin terselenggaranya fungsi-fungsi pemeintahan berjalan dengan baik. Kita terus berdoa dan berharap semoga kondisi darurat Covid 19 ini, segera berlalu, dan semoga dana-dana yang di rasionalkan, yang belum terpakai, akan dapat di kembalikan pada pos-pos semula yang bersesuaian. Amiin (**)