
PROSESNEWS.ID – Keluarga Muhammad Jaksen (19), mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) asal Sulawesi Tenggara yang meninggal saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Butaiyo Nusa, mengungkap fakta memilukan di balik tragedi tersebut.
Menurut keterangan Iksan, kakak korban, Jaksen berangkat mengikuti kegiatan dalam kondisi sehat. Namun saat prosesi penerimaan, lehernya sudah terlihat membengkak dan mengalami memar akibat benturan.
“Adik saya sudah minta izin untuk pulang karena lehernya bengkak, tapi panitia Mapala tidak memberikan izin. Mereka memaksa harus mengikuti kegiatan sampai selesai, padahal posisi adik saya sudah kesakitan,” ujar Iksan dengan nada geram mengutipa dari 0435.id.
Ia menambahkan, sikap panitia yang dianggap abai semakin memperburuk kondisi korban. Alih-alih segera membawa Jaksen ke rumah sakit, panitia justru membiarkan kondisinya memburuk hingga akhirnya korban menelpon temannya sendiri untuk dijemput.
“Adik saya malah menelpon minta dijemput teman karena sudah sesak napas. Panitia sama sekali tidak ada itikad baik untuk mengantarkan ke rumah sakit,” tegasnya.
Rekan korban, Laode Muhamad Amar, membenarkan kondisi mengenaskan yang dialami Jaksen. Saat menjemput, Amar menemukan wajah korban bengkak dan tidak bisa lagi berbicara.
“Saat saya tiba di sekret Mapala, kondisi Jaksen sudah sangat buruk. Wajahnya bengkak dan ia tidak bisa lagi berbicara,” kata Amar.
Jaksen sempat dibawa ke Rumah Sakit Bunda, namun karena keterbatasan fasilitas ia kemudian dirujuk ke RS Aloe Saboe. Di sana, penanganan medis baru dilakukan beberapa menit setelah pasien dilaporkan.
“Saat tiba di rumah sakit ini, kami langsung melapor. Pihak rumah sakit menyarankan agar pasien digulingkan terlebih dahulu. Setelah beberapa menit, infus baru dipasangkan,” ujar Amar.
Amar juga baru mengetahui bahwa Jaksen memiliki riwayat hemofilia, penyakit yang membuat penderitanya sulit sembuh meski hanya dari luka ringan.
“Wajah dan lehernya lebam. Saya baru tahu kalau ia memiliki riwayat hemofilia, penyakit yang membuatnya sulit sembuh dari luka ringan,” ungkapnya.













