PROSESNEWS.ID – Pemerintah Kota Gorontalo terus berupaya mengurangi kawasan kumuh di Kota Gorontalo dengan membangun kolaborasi dengan berbagai pihak.
Wakil Walikota Gorontalo, Ryan Kono, mengatakan bahwa budaya apatis terhadap pembangunan pemerintah dan ketidakpedulian terhadap lingkungan menjadi tantangan besar yang harus diatasi.
Kondisi kawasan kumuh seringkali mengakibatkan kondisi kesehatan yang buruk, menjadi sumber pencemaran dan penyebaran penyakit serta prilaku-prilaku menyimpang yang berdampak pada wilayah perkotaan.
Ryan Kono menegaskan bahwa pihaknya akan memelihara dan membangun kawasan-kawasan kumuh yang ada menjadi lebih baik dengan menggunakan dana sendiri yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.
Dana sebesar 25 Miliar telah dialokasikan untuk penanganan kawasan kumuh di Kota Gorontalo semenjak tahun 2017 sampai 2021 dan telah membantu percepatan penurunan kawasan kumuh beberapa tahun lalu.
Sudah hampir 25 Milyar anggaran yang dialokasikan untuk penanganan kawasan kumuh di Kota Gorontalo. Dana itu berasal dari APBN semenjak tahun 2017 sampai 2021 dan telah membantu percepatan penurunan kawasan kumuh beberapa tahun lalu. Maka kini kita perlu memformulasikan strategi-strategi dalam rangka memelihara, membangun atau meningkatkan kawasan kumuh 1 level diatasnya,” beber Ryan.
Menururtnya, yang menjadi tantangan saat ini adalah bagaimana infrastruktur yang sudah dibangun bisa dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik dan berkelanjutan. Oleh karena itu, Ryan menegaskan perlunya kesadaran masyarakat dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Dalam hal ini, dia meminta agar dapat dilakukan dengan pendekatan agama sesuai adat dan budaya yang telah diterapkan sejak lama.
“Saya rasa kalau dengan pendekatan agama, akan lebih menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan atau kawasan kumuh,” jelasnya.
Reporter: Rijal Zulkarnaen