Nasional

Penjelasan BMKG Soal Cuaca Dingin di Jawa Timur

Ilustrasi. Kabut tebal di exit Tol Malang pada Sabtu (22/6/2019) pagi. Foto: Bobby Rahardian via e100

PROSESNEWS.ID – Masyarakat Jawa Timur  mengeluhkan cuaca dingin yang belakangan ini terjadi pada malam hingga pagi hari. Padahal Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau.

Pantauan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kals I Juanda, ternyata sejumlah wilayah di Jatim saat ini mengalami fenomena Bediding.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto menjelaskan, Bediding adalah kondisi, di mana pada malam hingga pagi hari, terasa lebih dingin dari biasanya.

Ia menjelaskan, fenomena tersebut merupakan hal wajar dan normal terjadi pada musim kemarau. Ini juga rutin terjadi di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus setiap tahunnya.

“Fenomena ini terjadi ketika tutupan lapisan awan sedikit pada malam hari, bahkan tidak ada sama sekali,”ujar Teguh Tri Susanto, melansir CNN Indonesia, Rabu, (07/07/2021).

Sedikitnya awan, membuat energy yang berasal gelombang panjang yang dipancarkan bumi, akan langsung ke angkasa, tidak terpantul kembali ke bumi.

“Maka energy yang dipancarkan bumi akan lepas ke angkasa tanpa ada yang dipantulkan kembali ke bumi. Sehinga suhu udara akan semakin dingin,”paparnya.

Selanjutnya, selain karena tidak ada atau menipisnya lapisan awan di langit, hal lain yang mempengaruhi suhu dingin ialah masuknya musim dingin di Australia.

“Lalu, sebab lainnya adalah posisi matahari yang saat ini berada di sisi utara khatulistiwa,” katanya.

Sebelumnya, peneliti Cuaca dan Iklim Ekstrim BMKG, Siswanto mengatakan pada akhir Juni, gangguan atmosfer pemicu pertumbuhan awan berupa gelombang ekuatorial tropis MJO terpantau aktif dan merambat dari Samudera Hindia bagian barat.

Lalu awan itu melewati wilayah benua maritim kontinen Indonesia, dan bergerak ke arah timur hingga pertengahan dasarian II Juli 2021.

“Sirkulasi angin monsun Australia dan propagasi MJO diperkirakan akan berdampak pada peningkatan potensi hujan di wilayah Indonesia dekat dengan ekuator dan wilayah bagian utaranya,” ujar Siswanto lewat keterangan tertulis, Selasa (06/07/2021).

Ia menjelaskan suhu permukaan laut Samudera Hindia bagian barat didominasi kondisi dingin hingga netral, sedangkan di bagian tengah dan timur memiliki suhu netral hingga hangat.

Sumber : CNN Indonesia

Recent Posts

Atlet Sepak Takraw UNG, Sukses Raih Emas di Asean University Games 2024

PROSESNEWS.ID – Jelki Ladada, atlet sepak takraw dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG), berhasil mengukir prestasi…

9 jam ago

Sidak HP ASN Pemkab Gorontalo untuk Antisipasi Aktivitas Judol dan Pinjol

PROSESNEWS.ID - Pemerintah Kabupaten Gorontalo, melalui Asisten Administrasi Umum, Haris Tome yang didampingi oleh Kepala…

14 jam ago

Hendra Prioritaskan Penataan Pemerintah dan Kemasyarakatan Jika Terpilih Bupati

PROSESNEWS.ID — Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Gorontalo, Hendra Hemeto, menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan…

1 hari ago

Masyarakat Pulubala Antusias Menyambut Serah Terima Sumur Bor

PROSESNEWS.ID - Masyarakat Desa Pongongaila, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, sangat antusias menyambut serah terima sumur…

1 hari ago

Tahun Baru Islam, Nelson Harap Jamaah Haji Ambil Peran dalam Sosial Kemasyarakatan

PROSESNEWS.ID - Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengungkapkan, tahun baru Islam menjadi spirit baru dalam meningkatkan…

2 hari ago

Mahasiswa UNG, Silvana Lamanda Raih Emas di Asean University Games 2024

PROSESNEWS.ID – Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo, Silvana…

3 hari ago